Setiap Jarak 50 Meter Ada Polisi atau Tentara
Minggu (19/4/2015), sejumlah aparat TNI bersenjata lengkap berdiri tegak di sepanjang sisi jalan Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan.
Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konferensi Asia Afrika yang dijadwalkan berlangsung di Bandung dan Jakarta 19 hingga 24 April 2015, ini mendapat pengawal ketat aparat gabungan dari TNI maupun Polri.
Minggu (19/4/2015), sejumlah aparat TNI bersenjata lengkap berdiri tegak di sepanjang sisi jalan Rasuna Said, Kuningan Jakarta Selatan. Setiap lebih kurang jarak 50 meter mereka melakukan penjagaan. Begitu juga dengan satuan aparat kepolisian.
Hal yang sama nampak di jalan Medan Merdeka Barat dan Medan Merdeka Selatan tampak tersebar puluhan personel kepolisian.
Adapun tepat di seberang jalan Istana Merdeka telah berdiri Pos Polisi Betawi dari Polsek Metro Gambir.
Sementara arus lalu lintas terlihat cukup ramai lancar di depan Istana Kepresidenan.
Jalur tersebut tempat melintas para kepala negara maupun delegasi yang mengikuti KKA Asia Afrika.
"Kami dalam rangka pengamnan KTT Asia Aftika. Suatu kebanggaan Indonesia menjadi tuan rumah, oleh karenanya harus diamankan degan tertib dan lancar," ujar Kanit Lantas Gambir Kompol Mukidi di sela-sela mengatur arus lalu lintas di depan Istana Merdeka kepada Tribunnews.com.
Hingga Kamis (16/4), tercatat sebanyak 34 kepala negara dan pemerintahan dari 77 negara telah mengonfirmasi kedatangannya di event internasional itu.
Digelar di Bandung dan Jakarta 19 hingga 24 April 2015, KAA akan menampilkan sejumlah rangkaian acara. Pada hari pertama, 19 April, akan diadakan pertemuan tingkat pejabat tinggi (Senior Official Meeting) di Jakarta Convention Center (JCC). Kemudian pada esok harinya, 20 April, dilanjutkan dengan pertemuan tingkat menteri (Ministerial Meeting) di tempat yang sama.
Sementara pada tanggal 22-23 April, berlangsung pertemuan tingkat kepala negara (Leaders Meeting). Pada hari inilah, sejumlah kepala negara dan pemerintahan negara di Asia Afrika akan membahas sejumlah permasalahan dengan tema, “Penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Perdamaian Dunia”.
Dalam pertemuan tersebut, cara dan solusi mengatasi tantangan global akan dibahas para kepala negara. Selain itu, para partisipan juga akan berbagi pengalaman untuk meningkatkan pembangunan ekonomi di negara Asia dan Afrika.
Di samping tiga pertemuan tadi, terdapat pula event Asian-African Business Summit yang digelar 21-22 April di Jakarta sebagai acara pendamping. Event tersebut akan membahas kerjasama ekonomi dan bisnis di antara negara Asia dan Afrika.
Sementara di Kota Kembang, Bandung, event KAA yang ditawarkan pun tak kalah menarik. Salah satunya Asian African Carnival yang digelar 21-27 April 2015. Pada gelaran tersebut akan digelar Solidarity Day: Tribute to Soekarno & Mandela, Asian Agrican Meet & Greet, Bandung 1955 Photo Exhibition of 1955 Asian African Conference, Asian African Parade, Angklung for the world 20.000 Angklung Performers, dan Festival of Nations: Asian and African Cultural Performances.
Khusus untuk acara Angklung for the World, acara itu merupakan konser angklung terbesar di dunia yang akan tercatat di Guiness Book of The Record. Digelar di Stadion Siliwangi, Bandung, 25 April, sekitar 20.000 orang akan memainkan angklung bersama-sama. Rekor main angklung tersebut akan melewati rekor yang dipegang New York dan Beijing.
Selain itu, bidang kemaritiman pun tak luput dari perhatian. Pada 21 April 2015, digelar Maritime Policies Experiences and Challenges in Implementing SDG di Merak Room, JCC, Jakarta. Dalam kesempatan tersebut, akan diadakan diskusi bidang kemaritiman dengan kementerian dan negara terkait, salah satunya Fiji dan Maldives.
Peringatan KAA ini sendiri bertujuan menyimpulkan tiga dokumen, yakni Bandung Message, dokumen tentang penghidupan kembali Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (NAASP), dan deklarasi dukungan negara Asia Afrika untuk Palestina