Ini Hasil Pertemuan Menlu Indonesia dengan 7 Delegasi anggota KAA di Hari Pertama
Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa Menteri Luar Negeri negara sahabat
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Gusti Sawabi
![Ini Hasil Pertemuan Menlu Indonesia dengan 7 Delegasi anggota KAA di Hari Pertama](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menteri-luar-negeri-papua-nugini-rimbink-pato-dan-menlu-ri-retno-lp-marsudi_20150419_180829.jpg)
Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Memanfaatkan momentum pertemuan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015, Menteri Luar Negeri RI, Retno L.P Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan beberapa Menteri Luar Negeri negara sahabat, di hari pertama rangkaian KAA ke 60 di JCC, Jakarta Pusat, Minggu (20/4/2015).
Tujuan pertemuan tersebut adalah membahas peningkatan kerjasama bilateral khususnya di bidang ekonomi dan kerjasama pembangunan.
Pada hari pertama pertemuan KAA, Menlu RI melakukan pertemuan bilateral dengan tujuh negara sahabat.
Dalam pertemuan dengan Menlu RI, para Menlu dari negara negara pasifik yaitu Menlu Salomon Islands, Milner Tozaka, Menlu Fiji, Ratu Inoke Kubuabola, dan Menlu Vanuatu, Sato Kilman menyampaikan pandangan negara negara pasifik yang menganggap Indonesia sebagai pintu negara negara Asia.
Pada kesempatan pertemuan itu, Menlu Retno menegaskan komitmen Indonesia untuk meningkatan kerjasama teknis dan capacity building dengan negara negara pasifik di bidang prioritas, seperti manajemen pariwisata, pertanian dan penanggulangan bencana. Menlu Retno juga menyambut baik rencana pembukaan perwakilan diplomatik Vanuatu ke Indonesia yang akan meningkatkan hubungan kerjasama kedua negara.
Sementara pertemuan Menlu RI dengan Menlu Afsel, Maite Nkoana - Mashabane ditujukan untuk membahas lebih detail persiapan substansi KAA 2015, mengingat kedua negara adalah ketua bersama pertemuan KAA. Kedua Menlu juga berdiskusi mengenai Joint Commission for Bilateral Cooperation (JCBC) yang akan menjadi batu pijakan kerjasama bilateral kedua negara.
JCBC direncanakan akan ditandatangani oleh Kedua Menteri Luar Negeri pada kesempatan pertama. Selain itu, Indonesia dan Afrika Selatan, selaku ketua dan wakil ketua Indian Ocean Rim Association (IORA) periode 2015-2016 berkomitmen untuk bekerjasama agar IORA dapat menghasilkan kerjsama konkret bagi penguatan kesejahteraan negara negara di Asia Tenggara.
Sementara pada pertemuan dengan Menlu Papua New Guinea, Rimbink Pato, Menlu RI menyambut baik berbagai upaya penguatan kerjasama ekonomi melalui pengelolaan perbatasan dan kerjasama peningkatan kapasitas. Kedua negara akan menyelenggarakan Joint Ministerial Committee (JMC) ketiga pada September 2015 yang akan menjadi dasar implementasi kerjasama di sejumlah bidang, di antaranya pemuda dan olahraga, energi, sumber daya mineral, pendidikan, dan telekomunikasi. Kedua Menlu pun sepakat mendorong sektor swasta untuk melakukan perdagangan dan investasi lintas batas, seperti industri perikanan di perbatasan dan perluasan Rumah Sakit di Sandaun, PNG.
Adapun pertemuan Menlu RI dan Menlu Irak, Ibrahim Al-Jafaari, dalam pernyataan bersama kedua pihak menyepakati untuk memfinalisasi Perjanjian Bebas Visa bagi Pemegang Paspor Diplomatik dan Dinas. Selain itu kedua Menlu juga berkomitmen untuk mendorong pembentukan Konsultasi Bilateral dan Nota Kesepahaman Kerja sama Pelatihan Diplomatik antara Indonesia dan Irak.
Menutup rangkaian pertemuan bilateral, Menlu RI bertemu dengan Menlu Nepal, Mahendra Bahadur Pandey. Dalam pertemuan ini, kedua menlu sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan kedua negara US$ 17,56 juta pada tahun 2014 yang belum mencerminkan potensi kedua negara. Beberapa kerjasama yang dibahas lebih jauh adalah industri strategis, dan kerjasama pariwisata.