SBY: Selama Saya Menghormati Jokowi dan Jokowi Menghormati Saya, Tidak ada Masalah
SBY menjelaskan, revolusi mental sebenarnya sudah dimunculkan oleh tokoh komunis Karl Marx pada abad ke-18 lalu.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono memuji "revolusi mental" yang diusung Presiden Joko Widodo.
SBY meyakini, jika diterapkan dengan baik, revolusi mental tersebut bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik kedepan.
SBY menjelaskan, revolusi mental sebenarnya sudah dimunculkan oleh tokoh komunis Karl Marx pada abad ke-18 lalu.
Saat itu, Karl Marx menggunakan revolusi mental untuk menanamkan paham-paham komunisme.
Namun, kata SBY, "revolusi mental" yang diusung Karl Marx itu berbeda dengan "revolusi mental" yang diusung Jokowi.
"Revolusi mental Jokowi lebih mengarah kepada character building (pembangunan karakter). Saya setuju seratus persen," kata SBY saaat menjadi pembicara dalam diskusi publik bertema 'Revolusi Mental Sutan Takdir Alisjahbana Menuju Manusia Indonesia Progresif' di Universitas Nasional, Jakarta, Sabtu (25/4/2015).
SBY mengaku sudah membaca dan mendengar dengan baik mengenai "revolusi mental" Jokowi yang didengungkan pada masa kampanye pemilu presiden 2014 itu. Di dalamnya sama sekali tak ada penanaman paham-paham komunisme.
"Revolusi mental yang diusung Jokowi tak harus bertumpah darah, saya setuju," kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.
SBY mengakui, dia dan Jokowi selama ini kerap berbeda pendapat terkait beberapa hal. Namun, perbedaan pendapat itu adalah sebuah hal yang wajar.
"Selama saya menghormati Jokowi dan Jokowi menghormati saya, tidak ada masalah. Sesama bus kota kan dilarang saling mendahului," kata SBY disambut tawa hadirin.(Ihsanuddin)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.