Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

SBY: Selama Saya Menghormati Jokowi dan Jokowi Menghormati Saya, Tidak ada Masalah

SBY menjelaskan, revolusi mental sebenarnya sudah dimunculkan oleh tokoh komunis Karl Marx pada abad ke-18 lalu.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in SBY: Selama Saya Menghormati Jokowi dan Jokowi Menghormati Saya, Tidak ada Masalah
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menjadi keynote speaker pada Konferensi Parlemen Asia Afrika (KPAA) di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (23/4/2015). Susilo Bambang Yudhoyono menjadi pembicara pertama pada Konferensi Parlemen Asia Afrika. Pada pemaparannya SBY memfokuskan pada kemiskinan, pembangunan, dan kekuatan internasional di antar negara di Asia Afrika. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono memuji "revolusi mental" yang diusung Presiden Joko Widodo.

SBY meyakini, jika diterapkan dengan baik, revolusi mental tersebut bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik kedepan.

SBY menjelaskan, revolusi mental sebenarnya sudah dimunculkan oleh tokoh komunis Karl Marx pada abad ke-18 lalu.

Saat itu, Karl Marx menggunakan revolusi mental untuk menanamkan paham-paham komunisme.

Namun, kata SBY, "revolusi mental" yang diusung Karl Marx itu berbeda dengan "revolusi mental" yang diusung Jokowi.

"Revolusi mental Jokowi lebih mengarah kepada character building (pembangunan karakter). Saya setuju seratus persen," kata SBY saaat menjadi pembicara dalam diskusi publik bertema 'Revolusi Mental Sutan Takdir Alisjahbana Menuju Manusia Indonesia Progresif' di Universitas Nasional, Jakarta, Sabtu (25/4/2015).

SBY mengaku sudah membaca dan mendengar dengan baik mengenai "revolusi mental" Jokowi yang didengungkan pada masa kampanye pemilu presiden 2014 itu. Di dalamnya sama sekali tak ada penanaman paham-paham komunisme.

Berita Rekomendasi

"Revolusi mental yang diusung Jokowi tak harus bertumpah darah, saya setuju," kata Ketua Umum Partai Demokrat itu.

SBY mengakui, dia dan Jokowi selama ini kerap berbeda pendapat terkait beberapa hal. Namun, perbedaan pendapat itu adalah sebuah hal yang wajar.

"Selama saya menghormati Jokowi dan Jokowi menghormati saya, tidak ada masalah. Sesama bus kota kan dilarang saling mendahului," kata SBY disambut tawa hadirin.(Ihsanuddin)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas