Kebocoran Reaktor Nuklir Bikin Indonesia Pikir-pikir Bangun PLTN
"Bayangan kecelakaan tersebut yang kemudian membuat program PLTN di Indonesia kian tidak ada ujungnya," imbuh Arnold.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di samping batu bara dan panas bumi, solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik Indonesia adalah penggunaan tenaga nuklir.
Namun perbedaan persepsi di kalangan masyarakat, terutama elite penentu kebijakan energi, menjadi kendala besar untuk merealisasikan pembangunan PLTN.
"Masih ada kekhawatiran bangsa Indonesia belum mampu mengoperasikan teknologi canggih tersebut," kata Ketua Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia Arnold Soetrisnanto di Jakarta, Senin (27/4/2015).
Kekhawatiran lainnya adalah bocornya PLTN di Chernobyl-4 yang terjadi 29 tahun yang lalu pada 26 April 1986 dan PLTN Fukushima Daiichi yang terjadi pada 11 Maret tahun 2011.
"Bayangan kecelakaan tersebut yang kemudian membuat program PLTN di Indonesia kian tidak ada ujungnya," imbuh Arnold.
Uniknya, pemerintah selalu mendorong lembaga yang bertanggung jawab dalam pengembangan nuklir untuk melakukan kajian tentang potensi pemanfaatan PLTN, namun di akhir tak ada tindaklanjut hasil kajian tersebut.
"Namun akhir-akhir ini beberapa penjabat telah mengingatkan kita akan tersedianya pilihan tenaga nuklir dan ini adalah perkembangan yang memberikan harapan," katanya.
Pemanfaatan tenaga nuklir ini merupakan solusi untuk jangka panjang, karena pembangunan PLTN memerlukan waktu sedikitnya 8-10 tahun.