Tim Indonesia Mulai Pulangkan WNI dari Nepal
Pemerintah Indonesia mulai memulangkan warga negara Indonesia (WNI) dari Nepal.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia mulai memulangkan warga negara Indonesia (WNI) dari Nepal. Untuk tahap awal, sebanyak 29 WNI bersama anggota keluarganya telah mendatangi posko tim pencarian dan evakuasi WNI di Nepal untuk mendaftarkan pemulangan ke Tanah Air.
"Dari 29 WNI dan keluarganya, enam orang di antaranya telah berada di posko dan setuju untuk pemulangan dengan pesawat TNI AU," kata Direktur Perlindungan WNI dan Bantuan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal, Senin (4/5/2015).
Lebih lanjut Iqbal juga mengungkapkan, terdapat dua orang WNI dengan status visiting atas nama Kusumorini Susanto dan Nuri Arunbiarti. Namun untuk Kusumorini diketahui, ia tidak bisa ikut serta dalam pemulangan ke Indonesia.
"Karena Kusumorini masih ada urusan hingga pertengahan Mei. Sedangkan Nuri langsung mendaftarkan diri untuk tinggal di posko sekaligus turut dalam pemulangan ke Indonesia," kata Iqbal.
Sementara mengenai upaya pencarian WNI, tim di Nepal sudah mendatangi Vihara Phuntsok Choeling di daerah Swoyambu. Itu dimaksudkan untuk menggali informasi terkait keberadaan WNI, dari sekitar 120 pengungsi yang merupakan penduduk asli Langtang yang mengungsi di Vihara tersebut.
"Dari informasi yang didapatkan, sebagian besar dari pengungsi Langtang mengkhawatirkan bahwa tidak ada yang selamat dari Everest Guest House, bahkan termasuk pemiliknya, melihat kondisi Everest Guest House yang terpendam longsoran," kata Iqbal.
Sebelumnya, tim pencarian menduga tiga orang WNI tengah berada Everest Guest House saat gempa dasyat mengguncang Nepal akhir pekan lalu. Alhasil Everest Guest House menjadi salah satu titik lokasi pencarian.
Selanjutnya, masih soal pencarian, Iqbal menjelaskan bahwa, tim berencana mendatangi kembali TU Hospital. Sebab, mencuat informasi bahwa akan datang jenazah baru dari Langtang pada Senin malam atau hari ini, Selasa (5/5/2015).
"Saat ini, dikabarkan bahwa TU Hospital telah memasang foto-foto hasil identifikasi sehingga memudahkan untuk mengenali jenazah tanpa harus memeriksa langsung jenazah," kata Iqbal
Terkait, misi kemanusiaan dari Indonesia, tim rencananya akan berada di Nepal dengan durasi dua pekan dengan kemungkinan perpanjangam maksimal tiga bulan. Menurut Iqbal, Nepal memang membutuhkan bantuan dari tim Indonesia. Pemerintah Indonesia tak menutup peluang berada lebih lama di Nepal apabila dibutuhkan pemerintah negara itu.
Iqbal menambahkan, dalam perkembangan lainnya, pesawat TNI AU Boeing 737-400 belum mendapatkan ijin mendarat untuk Selasa hari ini. Akan tetapi izin mendarat tanggal 6 Mei 2015 sudah diperoleh. Tim kemudian lalu melakukan pendekatan kepada otoritas setempat supaya diberikan izin mendarat sesuai dengan jadwal semula yaitu Selasa (5/5/2015).
"Otoritas menyampaikan bahwa izin dapat diberikan apabila terdapat penerbangan lain yang membatalkan diri," kata Iqbal.