TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Organisasi pemuda Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) tetap konsisten mendukung program-program pemerintah dalam upaya pembinaan kader-kader muda bangsa.

Hal itu disampaikan Ketua Umum DPP AMPI, Dave Akbarsyah Laksono saat melakukan pertemuan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi di Kantor Menpora, Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Menurut Dave Laksono, AMPI melihat saat ini para generasi muda Indonesia sudah banyak terkooptasi dengan budaya-budaya asing yang merusak jati diri bangsa. “Kondisi ini sangat memprihatinkan, perlu ada upaya bersama untuk mencegah dan menyelamatkan generasi muda Indonesia dari ancaman dan kooptasi budaya asing,” katanya.

Ia mengatakan pondasi utama masalah ini adalah arus globalisasi yang tidak bisa dibendung. Arus globalisasi, kata Dave Laksono, begitu cepat merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat terutama di kalangan generasi muda.

“Pengaruh globalisasi terhadap generasi muda begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak generasi muda kehiangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya siap bekerjasama dengan pemerintah dalam hal ini Kemenpora. “AMPI sebagai ormas kepemudaan yang memiliki jutaan kader yang tersebar di seluruh Indonesia siap untuk bekerjasama agar target pemerintah dalam bidang kepemudaan bisa tercapai,” katanya.

Sejauh ini, AMPI sebagai kawah candradimuka kaum generasi muda Indonesia sudah banyak melakukan kegiatan-kegiatan keepemudaan yang spiritnya untuk meningkatkan kecintaan dan tanah air melalui program empat pilar, kebudayaan, pendidikan serta bela negara.

“Alhamdulillah, pemerintah dalam hal ini Kemenpora merespon baik kerjasama dengan AMPI ini. Apalagi Menpora mengakui bahwa AMPI merupakan organisasi kepemudaan yang memiliki sejarah panjang di Indonesia,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Dave Laksono yang juga Anggota Fraksi Partai Golkar juga sempat menyinggung soal kisruh Kemenpora dengan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI). Ia berharap kisruh ini bisa berakhir dengan baik.

“Jangan sampai dunia olahraga kita dijadikan kepentingan bisnis elite. Jangan sampai apa yang terjadi di Partai Golkar terjadi juga di PSSI,” katanya.