Bambang Soesatyo: Jokowi Bukan Bentuk Kabinet Kerja Tapi Kabinet Heboh
"Menteri perempuan bertato dan merokok, padahal menteri panutan anak SD sampai SMA. Perilaku anak bangsa jadi amburadul karena kehilangan panutan,"
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Fraksi Golkar Bambang Soesatyo menilai Pemerintah Joko Widodo dan Jusuf Kalla menempatkan publik pada ketidakpastian. Terbukti, Kabinet Kerja sampai saat ini belum memperlihatkan kapasitasnya.
"Ini bukan kabinet kerja tapi kabinet heboh," kata Bambang Soesatyo dalam peluncuran buku "Republik Komedi 1/2 Presiden" di Warung Komando, Jakarta Selatan, Minggu (10/5/2015).
Bambang mengungkapkan kehebohan terjadi sejak awal mula Jokowi menunjuk para pembantunya. Di mana, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merokok di Istana Negara usai dilantik. Susi juga diketahui memiliki tato.
"Menteri perempuan bertato dan merokok, padahal menteri panutan anak SD sampai SMA. Perilaku anak bangsa jadi amburadul karena kehilangan panutan," tutur anggota Komisi III DPR itu.
Kemudian Menteri Hukum dan HAM Yasona Laoly juga membuat heboh karena mengesahkan kepengurusan DPP PPP kubu M Romahurmuziy. Lalu, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri melompat pagar saat inspeksi mendadak ke penampungan TKI.
"Saya catat semua, tiba-tiba ada menteri lompat pagar. Terus menteri larang rapat di hotel, banyak pengusaha hotel protes. Sehingga kehilangan pegawai," imbuhnya.
Pemerintahan Jokowi-JK, kata Bambang, juga dinilai hanya bagi-bagi jabatan terhadap para pendukungnya di pilpres. Sayangnya, beberapa jabatan strategis ditempati orang yang tidak sesuai dengan latar belakangnya.
"Jabatan dibagi-bagi, backgroundnya apa tiba-tiba ditaruh? Ratusan jabatan penting ditempati tim sukses. Ini tidak salah, mereka memburu pencitraan. Presidennya bersandar pada pencitraan," ungkapnya.