Gus Solah Sebut Ongkos Menjatuhkan Jokowi Terlalu Mahal
Indonesia berada dalam kondisi yang tidak baik kata mantan Cawapres, Solahuddin Wahid
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia berada dalam kondisi yang tidak baik kata mantan Cawapres, Solahuddin Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Sollah.
Indikator yang dirasakan semua orang adalah kondisi ekonomi yang terus memburuk di bawah pemerintahan Joko Widodo.
Gus Solah dalam diskusi "Presiden Diabaikan: Saatnya Reformasi Total Kepolisian Untuk Selamatkan Demokrasi," di gedung PGI, Jakarta Pusat, Rabu (13/5/2015), mengatakan yang paling merasakan dampaknya adalah masyarakat di daerah. Ia mengetahui hal itu setelah berkeliling ke daerah.
Adik Presiden RI ke-4 RI, Abdurrahman Wahid itu mengaku belum lama baru pulang dari Bengkulu. Masyarakat yang ia temui adalah pengusaha karet. Harga karet sempat bercokol di harga Rp 15 - 20 ribu per kilogram.
"Sekarang lima ribu (rupiah) per kilogram, harga beras naik juga," katanya.
Ia menyebut pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla terlihat lemah menghadapi keadaan ini. Ditengah-tengah keadaan tersebut penegakan hukum masih menjadi permasalahan di Indonesia, terutama karena reformasi Polri yang tidak kunjung usai.
"Korupsi makin marak, pemerintahan lemah, tapi tidak boleh dijatuhkan, kita sepakat lah, ongkos nya mahal sekali. Cuma keadaannya tidak begitu menggembirakan. Kita memang tidak bisa menjatuhkan, tapi kalau keadaan kayak gitu ?" katanya.