Pengungsi Rohingya Kurang Asupan Makanan dan Selimut
"Saat ini yang diperlukan adalah hygiene kit, selimut, alas tidur, sarung, obat-obatan dan distribusi makanan,"
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengungsi Rohingya (Myanmar) dan Bangladesh di pantai Aceh Utara, Minggu (10/5/2015), mengalami kondisi sakit dan kekurangan asupan, selimut dan sebagainya.
"Saat ini yang diperlukan adalah hygiene kit, selimut, alas tidur, sarung, obat-obatan dan distribusi makanan," kata Manager Humas Lembaga Kemanusiaan PKPU Sukismo di Jakarta, Sabtu (16/5/2015).
PKPU juga telah menurunkan tim evakuasi dan assesment untuk berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait pengungsi, agar bisa memberikan bantuan darurat secepatnya bagi pengungsi.
"Kami akan mendistribusikan hygiene kits, pembuatan dapur air, pembuatan serambi nyaman, trauma healing, distribusi sarung dan selimut dan bantuan tim kesehatan," ungkap Sukismo.
Situasi terakhir daftar pengungsi di wilayah Aceh Utara berjumlah 581 orang dengan rincian wanita, termasuk ibu hamil 76 orang, laki-laki 462 orang, sementara anak-anak (balita dan remaja) 43 Orang
Daftar pengungsi di wilayah Langsa berjumlah 790 Orang dengan rincian wanita 70 Orang, pria 660 orang dan anak-anak 60 orang. Kondisi mereka saat ini kelaparan dan sakit.
Gelombang pengungsi dari Rohingya Myanmar dan Bangladesh membanjiri Aceh dan ratusan terdampar di pantai Aceh Utara. Awalnya mereka berupaya menyelamatkan diri menuju Malaysia menggunakan perahu. Setelah menempuh 3 bulan perjalanan, mereka terdampar dan diselamatkan nelayan Aceh di Selat Malaka.
Sebanyak 34 pengungsi Rohingya dikabarkan tewas dalam perjalanan laut tersebut. Pada awalnya mereka ditempatkan di Gelanggang Olah Raga (GOR) Lhoksukon Aceh Utara.
Namun saat ini semua pengungsi sudah dipindahkan ke Tempat Pendaratan Ikan (TPI). Jarak tempuh dari Lhoksukon ke Banda Aceh, ibu kota provinsi sekitar 313 kilometer.
Kemudian pada Jum’at tanggal 15 Mei 2015 sekitar pukul 05.00 WIB, sebanyak 790 yang juga berasal dari etnis Rohingya diselamatkan oleh nelayan dipelabuhan Kuala Langsa.
Mereka datang dengan menggunakan perahu. Saat ini mereka masih berada di pelabuhan Kuala Langsa. Jarak tempuh dari Langsa ke ibu kota sekitar 439 kilometer.
Tepat pada Jumat, 15 mei 2015 pukul 18.30 WIB tim juga mendapatkan informasi ditemukan kembali 47 imigran rohingya di Desa Sungai keruk, kecamatan Seruway Kabupaten Aceh Tamiang.