GMNI: Pancasila Belum Diimplementasikan Secara Total
Ketua Presidium GMNI Twedy Noviady Ginting mengatakan, ada yang lebih penting ketimbang kembalinya hari lahir Pancasila ke akar sejarahnya.
Penulis: Rahmat Patutie
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat Patutie
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Presidium Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Twedy Noviady Ginting mengatakan, ada yang lebih penting ketimbang kembalinya hari lahir Pancasila ke akar sejarahnya. Yakni kegundahan implementasi nilai-nilai Pancasila pada kehidupan bernegara dan berbangsa saat ini.
Menurutnya, sebagai ideologi yang lebih sempurna dari dua ideologi sebelumnya yakni deklarasi independen-nya Amerika Serikat dan manifesto komunisme-nya Uni Soviet (sekarang Rusia), Pancasila belum pernah diimplemetasikan secara "khaffah" alias total.
Ia menyebutkan, ada banyak faktor Pancasila yang dianggap belum diimplementasikan secara total. Salah satunya dari pemerintahan sendiri. Misalnya selama Orde Baru berkuasa, pemerintah menyalahgunakan Pancasila untuk kepentingan kelangan kekuasaan.
"Karenanya, pasca reformasi, kekeringan ideologi memunculkan kembali kebutuhan dasar negara terhadap Pancasila," kata Twedy dalam keterangannya di Jakarta, Senin (1/6/2015).
Twedy berharap pemerintah sebagai instrumen sejatinya harus menerapkan nilai Pancasila yang dianggap tak kunjung menjalankannya. Misalnya dapat dilihat melalui Undang-Undang dan kebijakan-kebijakannya yang makin liberal dan jauh dari nilai-nilai Pancasila.
Menurutnya, periode demi periode pemerintahan, makin melenceng lah produk Undang-Undang dengan pancasila. Akhirnya, rakyat tidak merasakan langsung apa itu Pancasila.
"Tidak match dan makin korslet. Pendidikan, ekonomi, dan semua sektor di bangsa ini yang sangat liberal. Padahal paham itu sangat bertentangan dengan Pancasila," ujarnya.
Namun demikian, ia menilai setelah 32 tahun lebih, akhirnya Pancasila kembali ke sejarahnya yakni lahir pada 1 Juni 1945. Sebab, di bawah Orde Baru, Pancasila yang lahir 1 Juni dilupakan, diselewengkan dan dipalsu-palsukan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.