TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam FORMIK (Forum Aliansi Mahasiswa Intra Kampus), mendatangi gedung DPR RI untuk memberikan pernyataan sikap mereka terkait calon tunggal Kepala BIN Sutiyoso yang direkomendasikan Presiden Joko Widodo.

Dalam konfrensi persnya mereka menyatakan memberikan dukungan kepada Sutiyoso sebagai Kepala BIN atas dasar pertimbangan kajian dan penelusuran rekam jejaknya.

"Sesuai undang-undang no.17 tahun 2011 tentang intelijen negara. Disitu dijelaskan bahwa BIN adalah lembaga strategis koordinator segala urusan intelijen. Atas dasar kajian itu, kami sepakat untuk mengawal betul agar Sutiyoso berjalan mulus menjadi Kepala BIN," kata Presidium FORMIK Ridho Nurpriyadin dalam keterangan persnya, Senin (29/6/2015).

Ridho mengaku tidak ingin BIN diacak-acak seperti lembaga pertahanan dan keamanan lainnya yang prosesinya diganggu-ganggu.

"FORMIK juga menilai bahwa Sutiyoso adalah sosok yang yang tepat untuk memimpin BIN karena punya rekam jejak berprestasi di militer seperti wadanjen kopassus, pangdam jayakarta hingga operasi seroja selain itu juga dari ranah sipil pernah memimpin gubernur DKI Jakarta," katanya.

"Bang Yos perpaduan yang pas, ini dambaan rakyat indonesia. karena berlatar belakang militer dan juga dapat melebur ke masyarakat sipil," katanya.

Pada kesempatan itu juga mereka berhasil memberikan pernyataan sikapnya kepada anggota komisi I yaitu Hanafi Rais.

"Sudah bagus apabila mahasiswa ikut andil mengawal prosesi pemilihan Kepala BIN," kata politikus PAN itu.

Dalam akhir konferensi persnya mereka menyerukan agar seluruh anggota komisi I DPR RI untuk mendukung Sutiyoso dan menyerukan kepada stakeholder lembaga negara, LSM maupun perseorangan jangan mengganggu prosesi pergantian kepemimpinan BIN dengan isu-isu usang yang sudah tidak laku hanya untuk membentuk opini buruk semata.

FORMIK terdiri dari Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri Jakarta, STMA Trisakti, Universitas Gunadarma, UHAMKA, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Universitas Nasional dan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.