Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Jaminan clearance tak bisa diberikan Jaksa Agung HM Prasetyo terhadap lima jaksa yang maju dalam pencalonan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menuai kritikan.

Peneliti Indonesian Institute for Development and Democracy (Inded) Arif Susanto mengimbau panitia seleksi calon pimpinan KPK mewaspadai integritas pelamar. Jangan sampai ada penumpang gelap di tubuh KPK mendatang.

"Pansel tidak boleh mengesampingkan integritas pelamar. Artinya, pansel perlu mewaspadai 'penumpang gelap' di antara para pendaftar capim KPK. Jelas ini sebuah bentuk tekanan kepada pansel lewat dorongan dan rekomendasi, sama saja bagian pelemahan KPK," ujar Arief di Jakarta, Senin (29/6/2015).

Pengamat hukum pidana Abdul Fickar juga menyayangkan sikap Jaksa Agung yang memberikan rekomendasi lima jaksa sebagai calon pimpinan KPK tanpa jaminan. Hal itu dipandang sama menyodorkan jaksa yang tidak berkualitas.

Lima jaksa yang diusulkan Kejaksaan Agung di antaranya Paulus Joko Subagio (sekretaris Badan Pendidikan dan Pelatihan Kejaksaan Agung), Jasman Pandjaitan (Pelaksana Tugas Jaksa Agung Muda Pengawasan).

Sri Harijati (Direktur Perdata Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara), Suhardi (Kepala Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan) dan Mochamad Rum (Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Papua‎).

Menurut dia, dibanding lima jaksa yang disodorkan ke KPK, masih banyak jaksa yang memiliki kinerja dan prestasi. Jejak rekam mereka pun jelas dan diyakini mampu membawa KPK.

Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Fery Wibisono, Warih Sardono, Jan Maringka, dan Chuck Suryosumpeno, adalah jaksa-jaksa yang memiliki kemampuan yang saat ini dibutuhkan KPK. Apalagi mereka pernah jadi jaksa KPK.