Menteri Yohana dan Wapres Bicarakan Kasus Angeline
Menurut Wapres dan saya, itu adalah kasus yang terjadi, bisa terjadi di mana-mana. Tidak semua Ibu tiri seperti itu
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan Angeline menjadi perhatian banyak pihak, tak terkecuali Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise.
Yohana kepada wartawan usai menemui Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di kantor Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Selasa (30/6/2015), mengaku sempat membahas kasus pembunuhan Angeline dengan Jusuf Kalla. Keduanya sepakat, bahwa kasus tersebut bisa menimpa siapapun.
"Menurut Wapres dan saya, itu adalah kasus yang terjadi, bisa terjadi di mana-mana. Tidak semua Ibu tiri seperti itu," katanya.
Ibu kandung pun bisa bertindak kejam. Yohana menyebut di Jayapura ada ibu kandung yang menyiksa lima orang anaknya, hingga sang anak mengalami luka-luka. Kata dia apapun status sang anak, semua pihak wajib sama-sama membantu melindungi.
Angeline adalah bocah 8 tahun, yang awalnya diberitakan karena menghilang dari kediaman orangtua angkatnya di Bali. Kisah itu pun sempat menarik media asing.
Belakangan diketahui Angeline ternyata sudah tewas, dan jenzahnya ditemukan sudah membusuk, terkubur di belakang rumahnya pada 10 Juni lalu.
Pascapenemuan jenazah Angeline, Polisi langsung mengamankan Agus Tay Hamba May yang merupakan pembantu rumah tangga di rumah tempat Angeline tinggal.
Agus kemudian ditetapkan sebagai tersangka. Belakangan Polisi juga menetapkan status tersangka terhadap ibu tiri Angeline, yakni Margriet Christina Megawe.
Yohana mengaku yakin bahwa Margriet terlibat dengan pembunuhan Angeline. Yohana yang pernah menyambangi kediaman Angeline di Bali itu menyebut kediaman korban sangat tidak layak.
"Saya lihat rumahnya seperti itu tidak pantas untuk anak-anak tempati," ujarnya.