Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kapuspen TNI Bantah Ada Kanibal Pesawat

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Fuad Basya membantah bila ada kanibal dalam pemeliharaan pesawat

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Kapuspen TNI Bantah Ada Kanibal Pesawat
TRIBUN MEDAN/DEDY SINUHAJI
Petugas kepolisian bersama anjing pelacak melakukan pencarian amunisi senjata maupun jenazah penumpang pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Kamis (2/7). Sebanyak tiga ekor anjing pelacak diturunkan untuk melakukan pencarian jenazah dan amunisi di lokasi jatuhnya pesawat Hercules C-130 yang menyebabkan 141 orang meninggal dunia. Tribun Medan/Dedy Sinuhaji 

Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Fuad Basya membantah bila ada kanibal dalam pemeliharaan pesawat TNI dimana pesawat yang sudah tidak terpakai bisa dimanfaatkan untuk pesawat yang masih bisa digunakan.

"Perlu saya luruskan, tidak mungkin menganibal mesin, tidak mungkin menganibal bodi, yang mungkin kanibal kursi mungkin radio maksudnya radio untuk hiburan mungkin dikanibal, tapi kalau alat utama tidak," kata Fuad dalam diskusi bertema Hercules dan Ironi Alustista TNI di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (4/7/2015).

Dijelaskan dia, perawatan pesawat TNI sudah sangat optimal. Di TNI Angkatan Udara (AU) ada empat tingkatan jenis perawatan, pesawat baru, rusak ringan, rusak sedang, dan rusak berat.

"Dari baru tidak usah dibicarakan mereka akan berjalan baik. Kemudian saat masuk ringan kita perhitungkan sekitar 50 jam terbang rusak atau tidak rusak, gangguan atau tidak gangguan itu masuk pemeliharaan yang ada di skuadron, tim pemeliharaan yang ada di skuadron," ungkapnya.

Kemdian pada saat pesawat berusia tahun, pesawat baik rusak atau tidak rusak akan masuk ke skuadron teknik. Skuadron teknik tugasnya hanya untuk memelihara pesawat, cek pesawat. Tetapi bila sudah masuk ke usia pesawat lima tahun atau masuk 3600 jam terbang maka pesawat rusak atau tidak rusak harus masuk depo pemiliharaan di Bandung.

"Apabila masuk depo ini cukup lama pemeliharaannya disana seluruh bodi istilahnya ditelenjangi semua dibedah semua jantung yang rusak diganti paru rusak diganti semua, sehingga saat keluar dari depo ini pesawat dalam keadaan kalau laki-laki bujang kembali atau perempuan gadis kembali. Dia siap pakai. sehingga keluar depo ini jadi bujang siap pakai," ungkapnya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas