Titis Rachmawati, Calon Pimpinan KPK yang Menyerah Ikut Tes Tertulis
Makalah ya, terus terang saya nyerah (tak bisa lebih baik), kalau untuk menulis yang ilmiah ya, menurut saya kurang menulis.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak cukup hanya berbekal intelektual dan integritas.
Butuh kemampuan lainnya dalam memimpin lembaga superbody pemberhangus rasuah itu.
Terlebih sekarang, persyaratan yang dirumuskan panitia Seleksi yang digawangi sembilan perempuan ahli di bidanganya itu semakin diperketat.
Itu terlihat dari 2/3 jumlah tolat yakni 611 pendaftar yang justru tersingkir di tahap pertama atau tahap administrasi.
Meski demikian ada kebanggan tersendiri bila masuk tahap pertama, begitu kesan yang dirasakan Titis Rachmawati, seorang advokat asal Sumatera Selatan yang lolos seleksi administrasi Capim KPK.
"Bangga juga bisa lolos, bisa terekam jejak juga. Karena saya lihat teman yang juga sama-sama disini (daftar), kok mereka tidak terpilih masuk seleksi, saya pikir ada pertimbangan lain dari pansel," ujarnya saat berbincang dengan Tribun di sela-sela ujian Selesksi tahap dua Capim KPK, di Pusdiklat Setneg, Jakarta, Rabu (8/7/2015).
Titis yang datang ke Jakarta diantar oleh puteranya itu mengaku tak muluk dengan hasil seleksi ini. Ia hanya ingin menjalani tahap demi tahap seleksi yang ditentutan. Meski diakuinya saat ini saingannya sangat berat. Sejumlah nama tokoh besar ikut merebutkan kursi yang sama.
"Karena saya pikir, yang ikut (dan lolos) tokohnya sekelas Pak Jimly (mantan Ketua MK), Pak Johan Budi (Pimpinan KPK) dan lainnya. Tapi saya optimis, kalau ada kehendak dari yang di atas untuk ke situ, ya saya ke situ," ujarnya.
Tes tahap dua sendiri berdasarkan jadwal pansel capim KPK terdiri dari tes objektif berupa pilihan ganda dan tes makalah kompetensi diri. Tes pilih ganda yang berisi 70 soal tentang KPK dan peraturannya itu mewajibkan peserta memilih a atau b. Waktunya 1,5 Jam mulai sejak jam 10 pagi.
"Banyak soal yang ke arah jebakan, pinter banget yang bikin soal, kita harus teliti di situ," kata wanita berkerudung itu lalu tertawa.
Adapun makalah kompetensi mengenai gagasan, kemampuan, pemahaman, kerabat serta gambaran diri peserta berkaitan dengan aktivitas dan pemberantasan korupsi. Nah, pada tes yang diberi waktu 3 jam ini Titis mengaku pesimis, lantaran menyadari kurang aktif dalam dunia tulis menulis. Meski begitu dia tetap hadapi.
"Makalah ya, terus terang saya nyerah (tak bisa lebih baik), kalau untuk menulis yang ilmiah ya, menurut saya kurang menulis. Tapi kalau fokus suatu bidang apa, saya bisa," ujarnya.