Lebih Penting Remoralisasi Daripada Reshuffle
Ketua LDII Prasetyo Sunaryo mengatakan, demoralisasi yang sangat masif terjadi di Indonesia.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Terjadinya demoralisasi di Indonesia dianggap sangat penting untuk segera diatasi dibandingkan permasalahan negara lainnya seperti reshuffle kabinet.
Ketua DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) H Prasetyo Sunaryo mengatakan, demoralisasi yang sangat masif terjadi di Indonesia.
Hal ini bisa ditandai dengan tetap banyaknya kasus korupsi meski pun sudah banyak koruptor yang ditangkap, kasus-kasus pembunuhan seperti kasus Engeline, perkawinan sejenis yang mulai dianggap wajar oleh sebagian kalangan.
"Bangsa kita butuh remoralisasi. Sentuhan moral lebih penting dari sentuhan angka statistik seperti turunnya harga rupiah, perekonomian dan lainnya," kata Prasetyo di Jakarta, Sabtu (11/7/2015).
Prasetyo sendiri menyatakan LDII akan berusaha untuk mendorong gerakan remoralisasi bangsa. Menurutnya, dengan moral yang baik, maka tidak mungkin pejabat melakukan korupsi atau masyarakat menlakukan penyelewengan-penyelewengan sosial.
Ia mengatakan, remoralisasi lebih penting dibandingkan reshuffle. Menurutnya, reshuffle saat ini hanya sekadar redistribusi kekuasaan saja yang pengaruhnya terhadap masyarakat sangat kecil.
"Kesenjangan ekonomi makin besar, ada atau tidak ada reshuffle, saya rasa konsensus nasional makin turun. Kita butuh remoralisasi," ujarnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.