Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sikap Keras Komjen Budi Waseso Kurangi Komitmen Polisi Berantas Korupsi

Fajar mengatakan dua komisioner KY yang ditetapkan tersangka pencemaran nama baik Hakim Sarpin oleh Mabes Polri sudah menjadi perhatian publik

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Sikap Keras Komjen Budi Waseso Kurangi Komitmen Polisi Berantas Korupsi
Muhammad Zulfikar/Tribun Jakarta
Budi Waseso 

Mantan Kapolda Gorontalo itu menyebut, tidak ada pesan sponsor atau kepentingan, dengan diprosesnya laporan hakim Sarpin.

"Kepentingan kita adalah tugas menegakkan hukum," ujar dia. ‎

Ada apa dengan Budi Waseso?

Pernyataan Kabareskrim Polri Komjen (Pol) Budi Waseso menanggapi sikap Buya Syafii Maarif menuai kritik sejumlah aktivis muda Muhammadiyah.

Pernyataan Budi Waseso agar Buya tak mencampuri urusan hukum yang sedang berjalan berkaitan dengan dugaan kriminalisasi pimpinan Komisi Yudisial (KY) dinilai Armyn Gultom sebagai tindakan tak wajar.

"Ada apa dengan Buwas, sehingga memberikan pernyataan yang menyerang Buya Syafii," kata Gultom,Rabu, (15/7/2015), pagi.

Armyn Gultom selaku Ketua Umum Koordinator Nasional Forum Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah mengaku tak habis pikir dengan perilaku Bareskrim Polri yang seringkali melukai rasa keadilan masyarakat.

Berita Rekomendasi

"Saya heran kenapa langkah hukum Bareskrim Polri bertentangan dengan logika publik. Ini melukai rasa keadilan masyarakat," ucapnya.

Tak hanya mengenai penetapan tersangka atas pimpinan KY, kini Kepala Bareskrim Polri juga menyerang sosok guru bangsa.

Sebagai seorang guru bangsa dan senior citizen di republik ini, Buya Syafii Maarif sudah sepantasnya menyuarakan aspirasi publik.

"Budi Waseso mestinya berterima kasih atas kritikan Buya Syafii. Suara Buya adalah suara publik yang geram atas arogansi penegak hukum yang diduga melakukan kriminalisasi," ungkapnya

Oleh karenanya, atas nama Fokal IMM, Armyn Gultom meminta kepada Bareskrim Polri untuk lebih bijak menanggapi kritikan dan masukan dari masyarakat.

Menurutnya, Polri harus menunjukkan sebagai institusi yang terbuka dengan kritikan.

Gultom juga menegaskan bahwa Presiden Jokowi mestinya mendengar masukan dari Buya Syafii tentang perlunya reformasi Polri. Reformasi polri harus dimulai dari dalam.

"Masukan Buya Syafii pada Presiden untuk mencopot pimpinan Polri yang tak profesional mesti didengar dan dilakukan oleh presiden," tegasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas