Keluarga Willy Sebastian Liem Marahi Petugas KPK
Dengan nada tinggi, pria berkepala plontos tersebut tak henti-hentinya mengatakan petugas KPK lelet dalam bekerja.
Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang pria terlihat marah-marah di depan petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dengan nada tinggi, pria berkepala plontos tersebut tak henti-hentinya mengatakan petugas KPK lelet dalam bekerja.
"Masak pegawai ini sudah digaji KPK, customer harus melayani sendiri?" kata pria tersebut, di KPK, Jakarta, Jumat (17/7/2015).
Pria yang belakangan diketahui anak Willy Sebastian Liem itu terlihat sangat emosi dan selalu mengeluhkan administrasi di KPK.
Dia gerah karena harus mengisi sendiri berkas dokumen besuk kepada ayahnya. Sementara seorang perempuan yang mendampinginya terlihat diam dan mengurus dokumen.
Seorang petugas mengatakan putra Willy itu ingin mendapat prioritas dan didahulukan. Padahal, dia datang menjelang pukul 11.00 WIB.
Untuk hari Jumat, KPK memberikan waktu besuk mulai pukul 09.00 hingga pukul 11.00 WIB. Sementara waktu besuk besok adalah 10.00-12.00 WIB
"Biarin saja lah. Dia mau minta prioritas," kata seorang petugas saat dikonfirnasi.
Willy Sebastian Liem. adalah direktur PT Soegih Indrajaya. Dia tersangka suap pembelian Tetra Ethyl Lead (TEL) pada akhir 2004 dan 2005.
Selain keluarga Willy, keluarga Muhammad Yagari Bhastari Guntur alias Gerry juga sempat adu argumen dengan petugas KPK.
Beda dengan kasus anak Willy, keluarga Gerry tidak bisa menjenguk lantaran Gerry masih dalam tahap menjalani masa isolasi atau masa pengenalan lingkungan.
"Itu dimana peraturannya? tolong jelaskan kepada saya. Jangan hanya bilang sedang isolasi. Ayo saya tunggu siapa di antara petugas KPK yang bisa menjelaskan," kata seorang laki-laki.
Gerry sendiri ditangkap KPK saat sedang bertransaksi dengan hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan Sumatera Utara pada 9 Juli 2015. Gerry kemudian ditetapkan sebagai tersangka suap pada 10 Juli 2015.