Kecam Peristiwa Tolikara, GAMKI Malang Desak Perusak Rumah Ibadah Dihukum
Menurut Victor, sejumlah pihak di luar Papua mencoba menggiring insiden Tolikara sebagai konflik agama.
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Malang mengecam insiden pembakaran rumah ibadah di Tolikara dan mendesak aparat keamanan mengusut tuntas kasus tersebut.
"Apapun alasannya, perusakan rumah ibadah adalah tindakan tak beradab yang pantas dihukum," kata Victor Imanuel Nalle, Ketua Cabang GAMKI Kota Malang dalam siaran pers kepada Tribunnews, Sabtu (18/7/2015).
Selain itu GAMKI Kota Malang meminta para pihak di luar Papua untuk tidak menjadikan insiden Tolikara sebagai komoditas politik.
“Berdasarkan informasi yang kami peroleh dari jaringan aktivis Kristen di Papua, insiden Tolikara seharusnya dapat dicegah oleh aparat keamanan karena persoalan terkait dua acara keagamaan yang berbarengan di hari raya Idul Fitri sudah dikomunikasikan sebelumnya”, ujar Victor.
Menurut Victor, sejumlah pihak di luar Papua mencoba menggiring insiden Tolikara sebagai konflik agama. Padahal pihak-pihak di luar Papua tidak memahami konteks kehidupan beragama di Tolikara. (Baca juga: Insiden Tolikara, DPR Lihat Ada Upaya Goyang 4 Pilar Bangsa Indonesia)
Insiden Tolikara juga sebaiknya menjadi refleksi bagi pemerintah pusat dalam melihat kondisi Papua. Jokowi sebelumnya pernah menjanjikan pendekatan yang lebih humanis terhadap Papua. Pendekatan kemanusiaan itu hanya dapat dilakukan lewat komunikasi yang saling menghargai.
Selain itu, beberapa pihak menempatkan insiden ini sebagai representasi sikap Kristen di Papua atau bahkan Indonesia terhadap umat Islam. Padahal aliran atau denominasi gereja di Papua dan bahkan Indonesia sangat beranekaragam.
Arus utama Kristen di Indonesia sebenarnya menginginkan toleransi antarumat beragama. Oleh karena itu insiden yang terjadi di Tolikara tidak dapat dihakimi sebagai representasi sikap umat Kristen di Indonesia.
"Kota Malang dapat menjadi parameter bahwa arus utama umat Kristen dapat hidup berdampingan dengan umat Islam. Salah satu gereja Kristen di Malang bahkan setiap tahun menyediakan lahan gereja untuk sholat Ied", tutup Victor. (Baca juga: Di Kota Malang Toleransi Antar-umat Beragama Telah Berlangsung Lama)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.