Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dialog dengan PM Cameron, Maarif Institute Nilai‎ Kampanye 'Ekstrimisme Islam' Tidak Netral

PM Inggris David Cameron menyempatkan berdialog dengan lima tokoh muda dalam kunjungan kenegaraannya ke Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sugiyarto
zoom-in Dialog dengan PM Cameron, Maarif Institute Nilai‎ Kampanye 'Ekstrimisme Islam' Tidak Netral
Harian Warta Kota/henry lopulalan
PERTEMUAN BIRATERAL - Presiden RI Joko Widodo (kiri) dan PM Inggris David Cameron melakukan pertemuan empat mata di teras belakang Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara, Senin (27/7/2015). Perbincangan itu berlangsung sekitar 5 menit bagian dari agenda pertemuan birateral ke-2 pemimpin negara. Warta Kota/Henry Lopulalan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- PM Inggris David Cameron menyempatkan berdialog dengan lima tokoh muda dalam kunjungan kenegaraannya ke Jakarta, Selasa (28/7/2015).

Dalam suasana santai di halaman Mesjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, Cameron yang didampingi Duta Besar Inggris Moazzam Malik menyebut kedatangannya ke Indonesia untuk mendengar pengalaman keberhasilan mengatasi ekstremisme.

Cameron telah meluncurkan kampanye melawan ekstremisme Islam di Inggris menyusul terbunuh 30 orang turis Inggris di Tunisia dan ratusan anak-anak muda negeri itu bergabung dengan ISIS.

Dalam kesempatan dialog, Direktur Eksekutif MAARIF Institute Fajar Riza Ul Haq mengapresiasi Cameron yang secara jujur ingin belajar dari kesuksesan Indonesia menghadapi ekstremisme sejak tragedi bom Bali mengentak dunia.

Namun Fajar melihat penggunaan istilah "ekstremisme Islam" oleh Cameron dalam kampanyenya tidak netral.

"Perdana Menteri, mungkin perlu dicari istilah yang lebih bisa diterima karena ekstremisme dapat muncul dari semua penganut agama. Istilah 'ekstremisme yang dimotivasi oleh agama' (religiously motivated extremistm) lebih netral karena tidak menyudutkan agama tertentu. Pendekatan persuasif menjadi penting sesuai pengalaman kami selama ini", ungkap Fajar dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Selasa (28/7/2015).

Berita Rekomendasi

Menanggapi hal itu, Cameron menyadari ekstremisme ada di semua agama namun ia berkilah pemakaian istilah itu berdasarkan kasus-kasus di Inggris.

Diakhir diskusi, ‎kata Fajar, Cameron berjanji akan menindaklanjuti hasil kunjungannya dengan program-program kerjasama antara Inggris dan Indonesia, termasuk merekatkan hubungan kelompok-kelompok Islam kedua negara.

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang menjadi prioritas Pemerintahan Cameron.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas