Anggota DPR Ini Dukung Program Deradikalisasi BNPT
BNPT lebih mengetahui tentang wilayah mana saja yang memungkinkan berkembangnya potensi paham radikal tersebut
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Sarifuddin Sudding mendukung program deradikalisasi yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Menurutnya, BNPT lebih mengetahui tentang wilayah mana saja yang memungkinkan berkembangnya potensi paham radikal tersebut.
“Saya kira program BNPT baik pencegahan maupun deradikalisai sangat perlu dilakukan. Namun tentunya harus melihat daerah-daerah yang mempunyai potensi yang ada bibit-bibit munculnya paham radikal tersebut. Dan saya nilai BNPT lebih tahu tentang mana wilayah yang memungkinkan berkembangnya potensi paham radikal tersebut,” ujar Sudding dalam pernyataannya, Kamis(6/8/2015).
Sudding juga menyarankan agar generasi muda menjauhi budaya dan pengaruh dari luar.
Mereka kata politisi Hanura ini harus memperkuat pemahaman dan perwujudan ideologi Pancasila, karena itu kunci membendung dan melawan masuknya paham radikalisme dan terorisme yang bertujuan merusak keutuhan NKRI.
“Ini semua adalah pengaruh globalisasi dimana budaya luar bisa masuk tanpa terproteksi dengan baik. Di sisi lain, pemahaman nilai-nilai yang ada di Pancasila seperti sikap kekeluargaan, kegotongroyongan dan sebagainya yang saat ini sudah mulai luntur. Inilah yang harus kita sadarkan kembali ke masyarakat, terutama generasi muda. Kita harus bisa menyaring, bahkan kalau bisa membuang budaya atau ideologi dari barat karena memang itu tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa kita. Lebih penting lagi, kita semua harus bisa memperkuat ideologi Pancasila dalam nafas dan kehidupan sehari-hari,” katanya.
Sementara itu, Pengamat Terorisme Nasir Abbas menilai upaya pencegahan paham radikalisme dan terorisme serta ISIS yang dilakukan oleh BNPT dan segenap lembaga terkait lainnya sudah berjalan cukup baik.
“Ketika awal 2014 lalu banyak sekali eforia yang menyebarkan soal ISIS dan mengajak orang bergabung dengan ISIS,"katanya.
Tapi sekarang sudah tidak ada lagi seperti itu kata Nasir, bahkan sekarang orang sudah tidak berani lagi memasang bendera-bendera yang berbau kelompok terorisme.
Artinya, Indonesia sudah berhasil meradius gerakan kelompok tersebut sehingga tidak ada lagi kabar WNI yang berangkat ke Suriah.
Menurut Nasir Abbas, hal itu tidak lepas dari upaya pemerintah melalui BNPT yang terus melakukan sosialisasi dan pembekalan soal bahaya ISIS di seluruh Indonesia.
Ia berharap upaya itu terus digalakkan dan dintensifkan demi menutup ruang gerak paham radikalisme dan terorisme.
“Tentu sosialisasi itu jangan berhenti. Satu lagi, kita juga jangan lengah dengan kondisi ini, karena kelompok radikalisme itu sangat aktif melakukan propaganda,” pungkasnya.