Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fadli Zon: Perombakan Kabinet Kerja Jokowi Serba Tanggung dan Terlambat

Perombakan enam menteri dalam Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla hanya sebatas tambal sulam, serba tanggung dan terlambat.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
zoom-in Fadli Zon: Perombakan Kabinet Kerja Jokowi Serba Tanggung dan Terlambat
KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Presiden Joko Widodo didampingi Ketua DPR Setya Novanto (kanan) dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon (tengah) memberikan keterangan pers seusai pertemuan di ruang Nusantara IV gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Senin (6/4/2015). Pertemuan Presiden Jokowi dan DPR ini membahas sejumlah isu, salah satunya terkait pencalonan Komjen Badrodin Haiti sebagai Kepala Polri. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perombakan enam menteri dalam Kabinet Kerja pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla hanya sebatas tambal sulam. Karena mereka yang diganti bukan menteri teknis tapi koordinatornya. 

Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, menilai perombakan enam menteri ini dinilai terlambat, namun ia menyerahkan hal tersebut adalah hak prerogatif presiden. Seharusnya perombakan dilakukan beberapa waktu lalu.

"Seharusnya dilakukan beberapa waktu lalu terkait sejumlah menteri yang disoroti di bidang ekonomi, dari nama-nama ini memang banyak yang dianggap punya potensi, punya pengalaman, tapi reshuffle ini sangat tanggung sebenarnya, serba tambal sulam," ujar Fadli di DPR, Jakarta, Rabu (12/8/2015).

Politikus Gerindra ini menilai kementerian teknis sangat berperan dan ini yang harusnya menjadi perhatian Jokowi. Contohnya ada kementerian teknis yang kebijakannya tidak mendukung stimulus perkembangan ekonomi. Sehingga mereka layak diganti.

Fadli terang-terangan menyebut Menteri Perhubungan Ignatius Jonan layak diganti karena sejumlah kebijakannya menghambat pengusaha. Lalu, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, yang menaikkan pajak dan ini menyulitkan subjek pajak.

Sementara Menpora Imam Nahrawi membuat kekisruhan di bidang sepak bola. Padahal, sepak bola merupakan bagian dari gerak ekonomi rakyat. Menteri ESDM Sudirman Said juga dinilai layak diganti karena tidak terlihat presitasinya.

Berita Rekomendasi

"Prestasinya meningkatkan lifting oil and gaz begitu ya, bahkan cenderung melakukan liberalisasi dan mempersulit rakyat dengan kebijakan kenaikan BBM dengan yang lain-lain. Meski saya enggak tahu ini kebijakan presiden atau bukan," sambung dia.

Fadli melihat perombakan kabinet yang dilakukan Jokowi menjadi serba tanggung. Contoh lainya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly yang juga tidak dicopot dari jabatannya.

"Masih dipertahankan saudara Yasonna Laoly menunjukkan bahwa pemerintahan ini ingin menjaga kegaduhan politik. karena, menimbulkan suatu iklim yang dapat mempersatukan kekuatan-kekuatan politik nasional," kata dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas