Refleksi Kemerdekaan, NasDem Imbau Pemerintah Maksimalkan Anggaran Pendidikan
Kualitas pembangunan Indonesia menjadi sorotan dalam peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta – Kualitas pembangunan Indonesia menjadi sorotan dalam peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-70. Hal ini menurut ketua Fraksi NasDem DPR Viktor Laiskodat harusnya dapat menjadi momentum refleksi terhadap kinerja pemerintah. Viktor menyampaikan bahwa kemerdekaan Indonesia harus tercermin dalam pemerataan pendidikan dan kesejahteraan.
“Bagaimana kita berharap masa depan masyarakat Indonesia dapat makmur dan sejahtera seperti yang ada di dalam pembukaan UUD 1945, jika pendidikan saja belum layak,” ujarnya seusai upacara bendera di tengah pemukiman padat penduduk di Kelurahan Cipete Utara, Jakarta Selatan, Senin (17/08/2015).
Ia mencontohkan, lokasi upacara bendera yang dipilih oleh DPW Partai NasDem DKI Jakarta ini merupakan potret riil dari kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
“Jika biasanya upacara kemerdekaan dibalut dengan kemasan mewah, namun (upacara) di sini kita diingatkan pada realitas kehidupan masyarakat. Masih banyak rakyat kita yang hidup dalam kemiskinan. Ini saja masih di DKI Jakarta, apalagi di daerah lain," ujarnya.
Ia menyoroti ironi kualitas pendidikan di Indonesia, dengan mencontohkan beberapa sekolah di Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat. Viktor menyayangkan, daerah yang masih bersebelahan dengan ibukota negara saja masih memiliki bangunan sekolah tak layak dan perpustakaan yang minim. Ia pun meyakini, kondisi ini juga terjadi di daerah lain, khususnya di perbatasan Indonesia.
"Jangankan berbicara daerah di Papua atau NTT, di Provinsi Banten dan Provinsi Jabar saja masih ada sekolah-sekolah dengan bangunan yang tak layak," tambahnya.
Viktor mengingatkan pemerintah agar cermat menyerap anggaran pendidikan yang besar dalam postur APBN setiap tahunnya. Aspek kelengkapan buku dan ketersediaan guru disebut Viktor sebagai faktor utama penentu keberhasilan pendidikan Indonesia.
Ketersediaan buku dan guru belum mampu didistribusikan dengan merata ke seluruh pelosok negeri, sehingga pengentasan kemiskinan semakin tersendat. Viktor meyakini, jika masyarakat telah keluar dari kebodohan, maka masyarakat Indonesia memiliki modal memperoleh kesejahteraan.
“Pendidikan adalah kunci keluarnya manusia dari kemiskinan dan kebodohan,” katanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.