Melihat Wajah Anggota DPR Dalam Perangko
Pernah lihat wajah anggota DPR RI dalam perangko? Anda bisa lihat pamerannya di DPR, Selasa (25/8/2015).
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Deretan papan menampilkan koleksi perangko berjajar rapi di lobi Gedung Nusantara, kompleks parlemen, Selasa (25/8/2015). Perangko yang dipamerkan berasal dari era Belanda.
Tak kalah menarik adalah wajah wakil rakyat periode 2014-2019 ada di perangko. Wajah-wajah mereka dengan latar belakang warna sesuai asal fraksi ikut diperlihatkan di pameran HUT ke-70 Republik Indonesia. Terdapat tulisan Rp 3000 di perangko tersebut.
Perangko berwajah anggota DPR itu menjadi pusat perhatian. Sejumlah jurnalis yang biasa meliput di kompleks parlemen sempat mencari perangko dengan wajah anggota DPR yang familiar di masyarakat.
"Wah ada Ibas (Edhie Baskoro Yudhoyono) nih. Di Gerindra juga ada Rachel Maryam. Lengkap juga nih," ujar seorang jurnalis, Alfa kepada temannya sambil menunjuk papan yang menampilkan perangko tersebut.
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menyebutkan pihaknya menyambut ajakan perkumpulan filatelis Indonesia untuk mengadakan pameran. Ia mengakui pameran tersebut pertama kali diselenggarakan di DPR.
"Ini hobi lama banyak yang belum mengetahui," ujar Fadli Zon di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Bahkan ada ajang kompetisi filateli di tingkat Internasional. Indonesia juga mengirimkan wakilnya dalam ajang tersebut. "Ini bagian dari sejarah," ungkap politikus Partai Gerindra itu.
Fadli berinsiatif meluncurkan perangko yang menampilkan wajah anggota DPR. Resminya, perangko tersebut akan diluncurkan pada 28 Agustus 2015 bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
"Nanti penandatanganan sampul hari pertama oleh Ketua DPR," ujar Fadli.
Ia menyebut perangko berjenis prisma tersebut nantinya akan diberikan kepada masing-masing anggota DPR. Selain pameran filateli , DPR juga menggelar pameran batu mulia yang berasal dari komunitas Jasper Indonesia.
"Yang dulu koleksi dari anggota DPR. Sekarang dari perkumpulan, bukan dari anggota. Lalu ada bursa, dari 12 daerah. batu mulia Jasper beda dari batu," sambung dia.