Nina Nurlina, Capim KPK yang Punya Banyak Rumah dan Baru Beli BMW Rp 1,7 M Tunai
Nina mengaku mempunyai condotel atau condominium hotel di Bandung, bukan di Cipanas seperti data yang didapat oleh pihak Pansel pimpinan KPK.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terkagum-kagum. Begitu pengakuan sejumlah anggota Panitia Seleksi (Pansel) pimpinan KPK saat mendengar pengakuan Nina Nurlina Pramono (57 tahun) tentang hartanya, saat mengikiti uji wawancara calon pimpinan KPK di kantor Setneg, Jakarta, Selasa (25/8/2015).
Bukan tanpa alasan sembilan Srikandi Pansel pimpinan KPK mengungkapkan kekagumannya. Sebab, Nina mengaku mempunyai banyak rumah, mobil, condotel dan baru saja membeli mobil BMW seharga Rp1,7 miliar secara tunai.
"Rumah saya banyak. Rumah yang sedang dibangun ada di Jalan Lembang Menteng, di Cinere (Depok, Jawa Barat), Jatinebing (Bekasi, Jawa Barat), di Malang (Jawa Timur, sama di Bandung (Jawa Barat)," aku Nina.
Nina mengaku mempunyai condotel atau condominium hotel di Bandung, bukan di Cipanas seperti data yang didapat oleh pihak Pansel pimpinan KPK.
Ia mengaku dana miliaran rupiah untuk pembelian condotel tersebut berasal dari pesangon atau tunjangan pensiun sang suami, Hardy Pramono yang menjabat sebagai Presiden & General Manager di perusahaan migas asal Prancis, Total E&P Indonesia. Gaji sang suami mencapai Rp 200 juta per bulan.
Menurut Nina, suaminya menjadi orang Indonesia pertama yang menduduki jabatan tersebut setelah 47 tahun diduduki oleh pekerja asing atau ekspatriat.
Bagi Nina, pembelian sejumlah rumah dan condotel yang harganya berkisar miliaran rupiah tersebut bagian dari investasi.
"Saya punya satu mobil, suami saya punya dua mobil. Saya punya X-Trail tahun 2005, suami saya punya Alphard tahun 2008 dan terakhir kami beli BMW Rp1,6.., yah Rp1,7 miliaran, cash, eh maksudnya transfer," akunya saat dicecar tentang kepemilikan kendaraan.
Menurut Nina, pembelian BMW dengan harga yang tidak murah itu adalah hal wajar. Sebab, kini dirinya dan suami yang telah berusia senja ingin menikmati hidup dari hasil kerja keras berpuluh-puluh tahun.
"Setelah saya bekerja 30 tahun, suami saya kerja 32 tahun, boleh dong saya punya BMW, please ..," kata Nina dan disambut gelak tawa pengunjung yang menyaksikan wawancara terbuka itu.
Nina yang kini dikaruniai tiga anak itu mengaku menghabiskan karirnya selama 30 tahun di PT Pertamina.
Mulanya dirinya hanya sebagai pegawai junior di perusahaan plat merah itu. Selanjutnya, selama 15 tahun bekerja di bagian auditor internal dengan penempatan tugas di Kalimantan dan Sulawesi. Ia dipercaya memimpin pusat pengolahan data audit PT Pertamina di Jakarta pada 2000. Jabatannya kini menjelang pensiun, yakni sebagai Direktur Eksekutif Pertamina Foundation.
Nina pun mengakui, dirinya mengikuti lebih 50 pelatihan (training) selama bekerja di PT Pertamina. Ia akui, banyaknya pelatihan itu selain untuk promosi jabatan juga untuk mendapatkan bonus tambahan dari perusahaannya.
Anggota Pansel pimpinan KPK, Harkristuti Harkrisnowo mengaku kagum dengan rekam jejak sekaligus pundi-pundi yang diperoleh Nina dari perusahaan tempatnya bekerja itu.
"Mending masuk Pertamina aja yah, udah gaji gede, dapat bonus," seloroh Harkristuti disambut senyum dan tawa rekannya sesama anggota Pansel pimpinan KPK.
Harkristuti kini menjabat Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenkumham. Ia mengaku telah menghabiskan karir sekitar 34 tahun di kementerian tersebut. Namun, saat ini dirinya hanya mampu membeli mobil Kijang.
"Saya baru 2007 bisa beli Pajero," seloroh Harkrisuti menimpali pengakuan Nina soal harta kekayaannya itu.
Meski kagum, para anggota Pansel pimpinan juga tergelitik dengan sepak terjang Nina. Sebab, mereka mendapatkan data dan informasi, bahwa Nina baru sekali melaporkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK.
Namun, Nina punya jawabannya. "Saat itu saya pernah laporkan, itu sekitar tahun 2001 atau 2002. Setelah 2011, saya di yayasan Pertamina Foundation. Dan sampai akhir, saya tidak ada teguran," jawab Nina.
Terlepas dari cecaran pertanyaan para anggota Pansel pimpinan KPK itu, Nina mengakui saat ini jumlah harta kekayaannya mencapai Rp25 miliar. Harta kekayaan yang sebagian berupa aset rumah dan mobil itu berasal dari kekayaan dirinya dan sang suami. (coz)