Keluarkan Senjata Api, Komjen Buwas: Ini Sah untuk Bunuh Orang
Ketiga senjata api genggam milik Buwas yang telah terisi peluru itu, yakni Glock 19, Glock 42 dan jenis FN kaliber 9 mm.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - "Senjata ini sah untuk bunuh orang." Begitu kata Kepala Bareskrim Polri, Komjen Budi Waseso (Buwas) saat memperlihatkan tiga pucuk senjata api laras pendek dan dua kartu lisensi perizinan dari Polri kepada Tribun di rumah dinas, Jalan Panglima Polim III nomor 8A, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (6/9/2015).
Ketiga senjata api genggam milik Buwas yang telah terisi peluru itu, yakni Glock 19, Glock 42 dan jenis FN kaliber 9 mm.
Pistol jenis FN merupakan senjata api dinas. Namun, senjata api yang menjadi favoritnya dan kerap dibawa saat bertugas, yakni Glock 42.
"Yang Glock 42 jarak tembaknya 50 meter. Saya juga ada peredamnya untuk senjata ini. Jadi, kalau nyamuk ditembak kena, nggak ada suaranya," kata Buwas saat mengangkat senjata api favoritnya itu. Ia pun mengaku biasa menyelipkan senjata api tersebut di bagian depan atau belakang celana panjangnya.
Buwas menjelaskan, ketiga pucuk senjata api tersebut merupakan senjata untuk bela diri dan dirinya mempunyai perizinan kepemilikan dan penggunaannya dari Polri. Dan penggunaannya dipertanggungjawabkan secara pribadi.
"Jadi, ini semua senjata untuk bela diri saja kalau ada yang menyerang saya. Saya punya izin resmi, jadi bisa digunakan untuk bunuh orang. Kalau peluru, selama saya Kabareskrim nggak pernah saya pakai. Habis anak buah saya banyak yang jago," ujar Ketua Bidang Berburu PB Perbakin Pusat itu.
Rencananya, Buwas akan mengembalikan senjata api dinas, FN 9 mm ke pihak Polri setelah serah terima jabatan Kabareskrim pada Senin (7/9/2015).
Menurut Buwas, dirinya hanya mempunyai dua senjata api untuk bela diri. Sementara, saat bertugas sehari-hari ia menolak mendapatkan pengawalan.
"Saya juga jarang pakai ajudan. Kalau kawalan saya tidak mau karena kalau saya gunakan anggota untuk mengawal saya, nanti mengurangi pelayanan polisi ke masyarakat. Tadi aja saya naik sepeda sendiri dari sini (rumah) ke SCBD," ujarnya.
Ia menyadari dirinya sebagai Kabareskrim yang memimpin sejumlah kasus besar berpotensi mempunyai banyak musuh hingga berisiko pada keselamatannya. Namun, ia mengaku siap menghadapi hal semacam itu.
"Mas, orang kalau mau mati bisa di mana aja, kapan aja. Yang penting kita siapkan diri," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.