Nurdin Halid: Tidak Ada Etika yang Dilanggar Setya Novanto
Setya Novanto akan diminta untuk menjelaskan kepada pengurus Golkar mengenai pertemuannya dengan bakal kandidat presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Musyawarah Nasional Bali Nurdin Halid mengatakan bahwa Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi Golkar Setya Novanto akan diminta untuk menjelaskan kepada pengurus Golkar mengenai pertemuannya dengan bakal kandidat presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
"Ini kan akan undang Setya Novanto sebagai pengurus Munas Bali untuk menjelaskan kepada seluruh pengurus terhadap materi pertemuannya," kata Nurdin di Jakarta, Sabtu (12/9/2015).
Nurdin menilai, tidak ada kode etik yang dilanggar Setya Novanto terkait masalah itu. Nurdin menganggap pertemuan Setya dan anggota DPR lainnya dengan Trump wajar dilakukan seorang politisi.
"Kalau pertemuan pada konpres, menurut saya itu biasa saja, bukan hal luar biasa dan tidak ada etika yang dilanggar, ini sebuah spontanitas. Lebih tidak beretika ketika ada anggota DPR melakukan reses, kunker ke wilayah Indonesia, tetapi datang ke tempat karaoke dan digrebek BNN," kata Nurdin.
Ia juga meminta proses Majelis Kehormatan Dewan atas kasus ini tidak dijadikan alat politik untuk menjatuhkan. Terlebih lagi, kata Nurdin, negara tengah membutuhkan stabilitas politik dalam menghadapi situasi perekonomian global yang tidak menentu.
"Negara kita sekarang situasi masih sulit, masih butuh persatuan, perlu kesamaan pikiran, perlu bersama-sama kita ke luar dari kesulitan bangsa," ujar Nurdin.
Sekretaris Fraksi Golkar di DPR Bambang Soesatyo sebelumnya mengakui kehadiran Setya di kampanye Trump merupakan tindakan yang salah. Bambang pun meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan politisi Partai Golkar itu.
"Maklumlah para pimpinan DPR itu belum satu tahun menjabat. Mungkin masih mencari bentuk dan format. Kalau ada salah-salah kata atau salah-salah langkah, dengan segala kerendahan hati mohon dimaafkanlah," kata Bambang dalam saat dihubungi, Selasa (8/9/2015).
Bambang mengatakan, harus diakui bahwa kunjungan pimpinan DPR ke kampanye Donald Trump tak elok karena masih ada kandidat lainnya. Fraksi Partai Golkar pun tidak bisa menghalang-halangi para anggota fraksi lain yang ingin melapor ke Mahkamah Kehormatan Dewan.
"Lebih dari itu, yang juga patut disesalkan adalah profil Trump sendiri yang bagi masyarakat Indonesia kurang positif, yakni raja judi, rasis, dan distigma anti-Islam," ucap Bambang.
Mahkamah Kehormatan Dewan DPR RI telah melakukan rapat internal untuk menyikapi kehadiran Setya-Fadli, serta Anggota DPR lainnya dalam jumpa pers yang digelar Trump.
Dalam rapat yang berlangsung tertutup itu, MKD memutuskan bakal memproses Novanto dan Fadli meskipun tanpa aduan.
Setya Novanto dan Fadli menghadiri acara Trump di sela-sela kegiatan di AS. Ada tiga agenda mereka selama di DPR, yakni menghadiri sidang The 4th World Conference of Speakers Inter Parliamentary Union (IPU) di New York, bertemu dengan speaker house di Kongres Amerika, dan bertemu masyarakat Indonesia di AS. (Icha Rastika)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.