Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ini Motif Perusahaan Melakukan Pembakaran Lahan

Dengan pembakaran lahan, biaya yang dikeluarkan jauh lebih sedikit.

Editor: Mohamad Yoenus
zoom-in Ini Motif Perusahaan Melakukan Pembakaran Lahan
Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Petugas Pemadam Kebakaran berusaha mendinginkan api yang membakan lahan kosong di Kawasan bisnis Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (13/9/2015). Kemarau yang panjang melanda Jakarta, membuat sejumlah lahan kering dan menimbulkan kebakaran. Warta Kota/angga bhagya nugraha 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Motif pembakaran lahan yang menyebabkan kabut asap di wilayah Sumatera dan Kalimantan adalah faktor ekonomi.

Kepala Staf Presiden (KSP), Teten Masduki, menyebut pihak perusahaan berharap dapat mengambil keuntungan dari pembakaran tersebut.

Kepada wartawan usai menghadiri rapat bersama Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla, di kantor Wapres, Jakarta Pusat, Selasa (15/9/2015), Teten Masduki mengatakan perusahaan-perusahaan yang terlibat pemakaran lahan, mendapat pinjaman untuk pembersihan lahan sebesar Rp 20 juta per hektare.

Dengan pembakaran lahan, biaya yang dikeluarkan jauh lebih sedikit.

"Kalau dengan pembakaran ini sebenarnya mereka menekan ongkos pengolahan," ujar Teten Masduki.

Ia memastikan siapapun yang terbukti terlibat, mulai dari perusahaan pemilik lahan hingga pihak bank, akan mendapat sanksi yang tegas.

Berita Rekomendasi

Bagi pihak perusahaan, dipastikan izin pengelolaan lahannya akan dicabut.

Petinggi perusahaan yang terlibat dalam pengambilan kebijakan tersebut pun akan ditindak dengan tegas.

"Pencabutan izin atau pembekuan izin dan kemudian di blacklist mulai dari jajaran direksi, komisaris dari perusahaan yang melakukan pembakaran kebun tidak boleh lagi diberi izin untuk bisnis," ujarnya.

Saat ini Polisi sudah menemukan empat perusahaan yang diduga terlibat pembakaran lahan.

Proses selanjutnya adalah kewenangan Kepolisian, dan terkait hukuman macam apa yang akan diberikan, pemerintah menyerahkan hal tersebut ke pengadilan.

"Arahan Presiden sudah sangat jelas, tindakan hukum dan tindakan administrasi terhadap perusahaan pemilik konsensi lahan kebun," terangnya.

Rencanannya pemerintah akan mengeluarkan kebijakan baru untuk mengantisipasi kasus serupa.

Namun ia belum bisa memastikan kapan kebijakan baru itu akan dikeluarkan. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas