Karya Lukis Palsu Para Maestro Dijuabelikan di Balai Lelang Seni
Tingginya permintaan pasar pada lukisan para maestro lukis tanah air membuat oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab memalsukan lukisan.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tingginya permintaan pasar pada lukisan para maestro lukis tanah air membuat oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab memalsukan lukisan.
Karya maestro lukis S Sudjojono, Raden Saleh, Affandi, Hendra Gunawan, Popo Iskandar, Srihardi S, Ahmad Sadali, Mochtar Apin turut dipalsukan.
"Lukisan-lukisan para maestro itu tidak hanya diperjualbelikan di situs-situs dunia maya tapi merambah ke galeri seni dan balai lelang seni terkemuka," kata Aminudin TH Siregar, saat diskusi "Ancaman Lukisan Palsu di Indonesia" yang diadakan Perkumpulan Pencinta Senirupa Indonesia (PPSI) di Ciputra Artpreneur Gallery Jakarta, Kamis (17/9/2015).
Tidak jarang, kata dia, transaksi jual beli lukisan palsu ini disertai dengan motif penipuan.
"Ironisnya pembelian lukisan palsu para maestro dengan nilai miliaran ini tidak hanya dilakukan kolektor secara pribadi, tetapi oleh instansi pemerintah," katanya.
Aminudin yang memberikan perhatian pada karya lukis S Sudjojono mengaku, apa yang dilakukan oknum pelukis tidak hanya mejiplak sehingga menghasilkan kembaran lukisan, tapi membuat lukisan yang diaku karya sang maestro.
"Lukisan-lukisan baru ini ditandatangani Sudjojono dengan mengutip, mendompleng, membonceng komposisi, bentuk garis, gestural, raut figur, warna, sapuan kuas, tandatangan dan tulisan tangan," ungkapnya.
Pemalsu secara cerdik dan jeli untuk menyesuaikan lukisan dengan tema-tema yang menjadi karakteristik Sudjojono.
Berbicara mengenai pemalsuan lukisan Soedibio, Amir Sidharta yang pernah melakukan penelitian mengenai karya sang maestro itu sangat mudah membedakan.
"Tiap gambar atau lukisan karya Soedibio memiliki karakter, ada ekspresi seperti marah. Jadi akan mudah, memastikan apakah itu karya Soedibio atau bukan," katanya.
Penelitian visual bisa juga digunakan sebagai rujukan untuk membandingkan.
"Kita bisa melihat busana yang dikenakan apakah sesuai dengan jamannya tidak," katanya.
PPSI mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadi lebih jeli dalam mengapresiasi karya seni.
Maraknya praktik pemalsuan lukisan yang diaku sebagai hasil karya maestro Indonesia seperti Soedibio, Hendra Gunawan dan S Soedjojono, sangatlah meresahkan dunia seni Indonesia. (*)