Mengingat Tragedi Berdarah Mina pada 1990
Kala itu sebanyak 1426 jemaah haji tewas akibat berdesak-desakan di terowongan Haratul Lisan.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insiden terinjak-injaknya sejumlah jemaah haji saat melaksanakan ritual lempar jumrah di Mina, Arab Saudi, Kamis (24/9/2015), mengingatkan insiden berdarah yang terjadi pada 2 Juli 1990.
Kala itu sebanyak 1426 jemaah haji tewas akibat berdesak-desakan di terowongan Haratul Lisan.
Dari antara seluruh Jemaah haji yang tewas dalam insiden tersebut, 631 diantaranya berkewarganegaraan Indonesia.
Insiden berdarah itu diduga terjadi akibat baik jemaah haji yang hendak pergi melempar jumrah, maupun yang akan pulang, berebutan ruang jalan di terowongan Haratul Lisan yang hanya diperuntukan bagi satu jalur.
Akibatnya 5000 jemaah saling dorong saling injak satu dengan yang lain dalam terowongan yang hanya dapat menampung 1000 orang dalam kondisi minim oksigen. Hal itu memicu kepanikan.
Korbanpun berjatuhan dimana sebagian besar adalah jemaah haji yang sudah lanjut usia, atau dengan kondisi fisik yang lemah akibat terpapar matahari.
Insiden serupa lainnya tercatat beberapa kali dalam rentang waktu 20 tahun terakhir. Pada tanggal 23 Mei 1994, sebanyak 270 jemaah haji tewas akibat berdesak-desakan dan saling injak di Mina.
Pada 9 April 1998, sebanyak 118 jemaah hai tewas akibat terinjak-injak di Jembatan Jamarat.
Pada 5 Maret 2001, 35 jemaah haji tewas terinjak-injak sampai ketika melakukan lempar jumrah, 11 Februari 2003, 14 jemaah haji tewas dalam insiden serupa.
Dan pada 1 Februari 2004, sebanyak 251 jamaah haji tewas dan 244 orang lainnya terluka dalam ritual lempar jumrah di Mina.
Insiden terakhir terjadi pada 12 Januari 2006, dimana sebanyak 346 jemaah haji tewas, dan 289 orang lainnya terluka akibat terinjak-injak saat melakukan ibadah lempar jumrah di Mina.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.