Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Selamat Usai Lompat Pagar Pembatas

Namma binti Kasim dan sekitar 50 orang lainnya meninggalkan tenda di Maktab 14

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in Selamat Usai Lompat Pagar Pembatas
AFP Photo/Mohammed Al-Shaikh/Kompas.com
Ribuan tenda untuk menampung umat Islam yang tengah melangsungkan ibadah haji di Mina, di luar kota Mekah, Saudi Arabia, 19 September 2015. Sekitar 3 juta umat Islam dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Mekah untuk melangsungkan ibadah haji. 

TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Usai sarapan pagi, Hasmawati Binti Kasim bersama kakaknya, Namma binti Kasim dan sekitar 50 orang lainnya meninggalkan tenda di Maktab 14. Mereka berencana menjalani ritual lempar jumrah.

Ketika berada di jalan 204, Hasmawati bersama kakak dan seorang perempuan asal Majene berusia 67 tahun tercecer dari rombongan. Sebab, perempuan bernama Najmiah itu meminta ditemani lantaran kelelahan.

"Jangan tinggalkan saya," pinta Najmiah seperti yang dituturkan Hasmawati.

Tidak tega meninggalkan nenek Najmiah, Hasmawati pun mendampingi nenek Najmiah di sisi jalan. Tidak berapa lama, muncul rombongan jemaah asal Afrika.

Kehadiran konvoi mereka membuat kondisi tidak terkendali lantaran jemaah kemudian saling dorong. Aksi ini membuat sejumlah jemaah jatuh, dan akhirnya terinjak-injak karena berbuntut kericuhan.

Hasmawati pun sempat menjadi korban adu dorong. Kaki Hasmawati pun terinjak-injak. Beruntung, ada seseorang yang membantunya. Ia diminta melompati pagar agar terhindar dari aksi saling dorong itu.

"Ayo lompat pagar, lompat pagar. Pegang saya," kenang Hasmawati menirukan orang yang menolongnya.

Berita Rekomendasi

Melewati pagar pembatas bukan persoalan mudah bagi Hasmawati. Ia beberapa kali gagal ketika hendak melompat. Perempuan 42 tahun itu akhirnya bisa melompati pagar dan keluar dari himpitan orang.

"Saat saya naik masih saja ada yang narik saya, minta tolong. Tapi badan saya kecil tak sebesar mereka," ungkapnya.

Hasmawati lalu mencari kakaknya. Ia melihat kakaknya terinjak-injak. Ia mencoba menolong, namun tidak berhasil lantaran dirinya merasa ada sengatan listrik di bagian tubuhnya. Ia lalu mencari jalan lain untuk menembus pagar pembatas.

Upaya itu tidak berhasil hingga akhirnya petugas keamanan menangani peristiwa itu. Ia meminta seorang petugas agar menyelamatkan kakaknya. "Itu kakak saya, kakak saya. Tapi dia bilang la, la (tidak)," ucapnya.

"Saat terakhir badannya tertumpuk orang, mukanya sudah pucat," kenang Hasmawati yang belum mengetahui kondisi terakhir sang kakak.

Sedikitnya 717 orang tewas menyusul kekacauan akibat berdesak-desakannya ratusan ribu jemaah yang melaksanakan ritual lempar jumrah, di Mina, Kamis (24/9). Hadi Rahman, Staf Khusus Menteri Agama menyebut, tiga jemaah asal Indonesia dipastikan tewas.
"Memang ada dua jenazah yang dilaporkan sebagai warga Indonesia. Ini masih harus dipastikan dulu," katanya.

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei menyalahkan Pemerintah Arab Saudi atas tragedi Mina. Sedikitnya 717 orang tewas menyusul kekacauan akibat berdesak-desakannya ratusan ribu jemaah yang melaksanakan ritual lempar jumrah, di Mina, Kamis (24/9).

Iran sendiri kehilangan 90 warganya atas peristiwa itu. Bagi, Khamenei, peristiwa terjadi lantaran pemerintah Arab Saudi tidak mempersiapkan secara sungguh-sungguh. Apalagi, sebelum peristiwa Mina, tragedi Crane juga memakan korban jiwa dan luka-luka.

"Pemerintah Arab Saudi harus menerima tanggung jawab yang besar atas tragedi ini," ujar Khameini menanggapi insiden.

Iran mengumumkan tiga hari berkabung atas peristiwa maut tersebut. Wakil Menteri luar negeri, Abdollahian Hossein Amir mengatakan utusan pemerintah Saudi akan dipanggil ke Teheran oleh Kementerian luar negeri untuk menjelaskan kronologi dan fakta yang terjadi dalam tragedi Mina.

Kepala organisasi Haji Iran, Ohadi menambahkan masih belum diketahui alasan kenapa dua jalur di Mina ditutup saat ribuan jamaah haji ingin melempar jumrah.

"Hal ini menyebabkan kejadian tragis ini," katanya dalam sebuah wawancara di televisi, seperti dikutip kantor berita AP, Jumat (25/9).

Ohadi menyebut, penutupan jalan menjadi biang masalah. Apalagi, ritual jumrah biasa menggunakan tiga rute. "Insiden hari ini menunjukkan salah urus dan kurangnya perhatian serius terhadap keamanan para jamaah haji," kata Ohadi.

Seorang jemaah yang selamat, Tchima Illa Issoufou mengemukakan, peristiwa terjadi setelah jemaah yang telah melempar jumrah justru kembali jalan di 204. Padahal, dari arah sebaliknya ada jemaah lain yang hendak masuk.

"Keadaan menjadi kacau dan tiba-tiba orang-orang mulai berjatuhan. Ada jemaah dari Nigeria, Niger, Chad, Senegal, dan beberapa negara lain. Mereka saling memanjat satu sama lainnya agar bisa bergerak ke tempat yang aman dan itulah sebabnya banyak orang tewas," ujarnya.

Menurutnya, banyak orang menyeru nama Allah, sementara yang lainnya menangis, termasuk anak-anak dan bayi. Mereka jatuh ke tanah meminta tolong, tetapi tak ada yang menolong.

"Semuanya seperti menyelamatkan diri sendiri. Kami ikut kehilangan anggota kelompok. Saya kehilangan bibi saya dan, saat itu, dua perempuan dari rombongan kami-ibu dan anak perempuannya-hilang," ungkapnya.

Abdullah Lotfy, jemaah dari Mesir kepada Associated Press menyatakan, ada orang yang terjerembab menimpa orang berkursi roda. Peristiwa ini lalu diikuti dengan terjerembabnya orang lain dan menimpa badan mereka.

"Orang-orang sampai berdiri di atas badan orang lain agar sekadar bisa bernafas," katanya.

"Jenazah tergeletak di mana-mana sejauh mata saya memandang," kata Bashir Sa'ad Abdullahi, dari BBC Abuja yang berada di Mina.

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz telah memerintahkan investigasi keamanan ibadah haji. Komisi penyelidikan kecelakaan haji ini dibentuk karena korban mencapai ratusan orang. (tribunnews/adi/bbc/afp/ap/reuters)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas