TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ira Kusmara terakhir kali menghubungi kerabatnya, Soimin, Rabu (23/9/2015) lalu atau sehari sebelum pelaksanaan ritual lempar jumroh di Mina.

Saat itu Soimin memberitahukan Ira bahwa ketiga anaknya itu hendak di bahwa ke Banjar, Jawa Barat, tempat kediaman keluarga besar Ira.

Soimin kepada wartawan di kediaman pasangan Ira Kusmara - Dik Dik Muhamad Tasdik, di Komplek Timah, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, Minggu (27/9/2015), mengatakan bahwa pemberitahuan itu disampaikan kepada Ira melalui aplikasi what's up, sesaat sebelum rombongan keluarga pasangan tersebut meluncur ke Banjar.

"Anaknya kan tiga. Semua di bawa ke Banjar, ke tempat keluarga besar ibu Ira. Waktu itu ibu (Ira) berpesan, agar anak-anaknya dijaga," katanya.

Dalam kesempatan itu Soimin juga sempat menitipkan doa ke Ira, agar ia didoakan di depan Ka'bah, sehingga mampu menyusul pasangan tersebut untuk menunaikan ibadah haji.

Ira yang merupakan pemilik toko plastik di kawasan Sukmajaya, menyanggupi permintaan Soimin itu.

Sehari setelahnya saat insiden Mina berlangsung, tidak ada kabar yang disampaikan dari pasangan yang tergabung dalam kloter JKS-61 itu.

Pada hari Jumat (25/9), kabar buruk akhirnya tiba. Persatuan Islam (Persis) menggelar konfrensi pers, dan mengumumkan ada 17 jamaah Indonesia tewas, dua di antaranya adalah Dik Dik dan Ira.

Keluarga sempat mengkonfirmasi hal itu ke Kementerian Agama (Kemenag), namun lembaga tersebut belum bisa memberikan kepastian.

Keluarga juga sempat mengkonfirmasi kabar itu ke kerabat dan kenalan yang tengah berada di Tanah Suci.

Hingga kini keluarga besar Ira masih berkumpul di Banjar, termasuk tiga orang anak dari pasangan Dik Dik dan Ira. Kata Soimin, hanya anak yang paling tua yang sudah duduk di bangku kelas 5 SD lah yang sudah mengetahui kabar buruk itu.

"Yang paling tua anaknya yang sudah bisa mengerti, adik-adiknya belum tahu," tandasnya.