Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

MK Tolak Permohonan Wakil Walikota Surabaya

(MK) menolak permohonan Wakil Wali Kota Wishnu Sakti Buana. Dia adalah pasangan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in MK Tolak Permohonan Wakil Walikota Surabaya
Surya/Ahmad Zaimul Haq
Tri Rismaharini dan Wishnu Sakti Buana, Calon Wali Kota dan Calon Wakil Wali Kota yang diusung PDIP untuk maju dalam Pilwali Surabaya 2015 saat mendaftar di KPU Surabaya, Jalan Adityawarman, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (26/7/2015). Pasangan petahana (incumbent) itu menjadi pasangan pertama yang daftar untuk bertarung pada Pilwali 9 Desember mendatang. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎Mahkamah Konstitusi (MK) menolak permohonan Wakil Wali Kota Wishnu Sakti Buana. Dia adalah pasangan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Sakti mengajukan judicial review agar mekanisme Pilkada Kota Surabaya 2015‎ bisa tetap berlangsung walaupun hanya satu pasangan calon saja.

Dalam putusannya, MK justru menyatakan tidak dapat menerima uji materi Pasal 121 ayat (1), Pasal 51 ayat (2), Pasal 52 ayat (2), dan Pasal 122 ayat (1) Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Pilkada, sebagaimana pasal-pasal yang dipermasalahkan Wishnu, walaupun dipandang telah merugikan hak konstitusionalnya.

"Menyatakan, permohonan Pemohon tidak dapat diterima," kata Majelis Hakim Konstitusi Arief Hidayat membacakan putusan di Gedung MK, Jakarta, Selasa (29/9/2015).

Majelis Hakim mempertimbangkan bahwa Pilkada Kota Surabaya 2015 sudah memiliki dua pasangan calon yang menjadi syarat minimal penyelenggaraan Pilkada.

Mereka adalah pasangan incumbent Tri Rismaharaini-Wishnu Sakti Buana dan Rasiyo-Lucy Kurniasari. Dengan demikian, Majelis Hakim memandang kerugian konstitusional Wishnu selaku Pemohon ‎1 sudah tidak ada lagi.

‎"Syarat paling sedikit telah dipenuhi seperti diumumkan KPU Surabaya, maka kerugian hak konstitusional tidak lagi dirugikan.‎ Maka pokok permohonan tidak dipertimbangkan," kata Arief.

Berita Rekomendasi

Seperti diketahui, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada (UU Pilkada) juga gugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) oleh warga Surabaya atas nama Aprizaldi, Andri Siswanto, dan Alex Andreas.‎

Mereka menyoalkan Pasal 49 ayat (9), Pasal 50 ayat (9), Pasal 51 ayat (2), Pasal 52 ayat (2), Pasal 54 ayat (4) dan ayat (6) UU Pilkada.

Selain itu juga ada pemohon atas nama Effendi Gazali dan Yayan Sakti Suryandaru yang mengugat Pasal 49 ayat (8) dan (9), Pasal 50 ayat (8) dan (9), Pasal 51 ayat (2), Pasal 52 ayat (2), serta Pasal 54 ayat (4), (5), dan (6).‎

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas