Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menteri Desa Ikut Bicara Kasus Pembunuhan Salim Kancil

Pengelolaan SDA, seperti pertambangan menurut Marwan harus dikelola secara bersama.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Menteri Desa Ikut Bicara Kasus Pembunuhan Salim Kancil
TRIBUN PONTIANAK/TRIBUN PONTIANAK/NESH VIDUKA
SOLIDARITAS - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Mahasiswa Kalimantan Barat (APMKB) menggelar aksi solidaritas, di Bundaran Untan, Pontianak, Kalbar, Sabtu (3/10/2015). Aksi solidaritas ini merupakan bentuk dukungan kepada kaum tani yang menolak aktivitas tambang ilegal hingga terbunuhnya seorang aktivis petani dengan sadis,Salim Kancil dan penganiayaan terhadap Tosan oleh sekelompok orang di desa Selok Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa timur pada (26/9/2015) beberapa hari lalu. Dalam Akasinya APMKB menuntut hentikan tindakan kriminalisasi yang menggunakan alat negara (TNI dan Polri) terhadap petani serta hentikan perampasan tanah dan laksanakan reforma agraria sejati serta meminta pihak berwajib mengusut tuntas kasus yang menimpa Salim Kancil dan Tosan. TRIBUN PONTIANAK / ANESH VIDUKA 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembunuhan Salim Kancil membuktikan bahwa pemanfaatan tata kelola Sumber Daya Alam seperti pertambangan di desa masih belum dikelola secara baik dan profesional.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menyayangkan kejadian pembunuhan Salim Kancil sebagai seorang aktivis yang mengkritisi proses penambangan di Desa Selo Awar-awar, Kabupaten Lumajang, membuktikan bahwa pengelolaan pertambangan tidak dikelola secara baik dan hanya menguntungkan beberapa pihak saja.

"Pengelolaan sumber daya alam di desa memang perlu di tata secara profesional dan menguntungkan semua masyarakat desa. Jangan sampai ada pengelolaan SDA seperti pertambangan yang hanya menguntungkan kepala desa saja," ujar Menteri Marwan dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (5/10/2015).

Pengelolaan SDA, seperti pertambangan menurut Marwan harus dikelola secara bersama agar manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat.

"Pengelolaan SDA seperti pertambangan bisa dikelola secara bersama oleh masyarakat melalui BUMDes, ataupun usaha kelompok lainnya yang difasilitasi oleh pemerintahan desa, sehingga manfaatnya juga bisa dirasakan bersama," tandasnya.

Marwan menjelaskan BUMDes sebagai wadah penguatan ekonomi pedesaan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat desa, akan tetapi juga bertujuan untuk meningkatkan nilai-nilai sosial dan tradisi gotong royong antar masyarakat yang saat ini sudah mulai terkikis.

"Dengan adanya BUMDes, masyarakat bisa sama-sama saling memiliki dan menjaga aset yang dimiliki oleh desa. Tidak hanya sekedar berorientasi pada materi yang mementingkan sebagian kelompok saja," imbuhnya.

Berita Rekomendasi

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Salim Kancil merupakan petani yang vokal menolak kegiatan penambangan pasir di Desa Selo Awar-Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Kapolres Lumajang Ajun Komisaris Besar Fadly Munzir Ismail mengatakan pembunuhan itu dilatarbelakangi perselisihan antara para petani yang produksi pertaniannya rusak akibat kegiatan penambangan dan warga yang mencari nafkah dengan menambang pasir.

Menurutnya, sekelompok warga propenambangan pasir diduga menganiaya Salim, dikenal sebagai Salim Kancil pada Sabtu (26/09) pagi.

Selain Salim, beberapa orang diduga menganiaya Tosan, petani yang juga menentang aktivitas penambangan pasir. Tosan luput dari maut dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas