Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Makan Siang di Setneg

Sementara itu, kata Pramono, Presiden Joko Widodo sampai saat ini semakin giat bekerja.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Makan Siang di Setneg
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sekretaris Kabinet Pramono Anung. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kamis, 1 Oktober 2015, pukul 12.00 siang tepat, Sekretaris Kabinet Pramono Anung melakukan kontak lewat telepon genggamnya kepada wartawan Kompas.

Ia mengingatkan tentang janji bertemu di ruangan di Gedung III Sekretariat Negara, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Pertemuan siang itu dibarengi dengan makan siang di ruang kerjanya. Menunya cukup lumayan, nasi putih, urap, sayur bayam, kacang panjang, taoge dan kangkung rebus, tempe goreng, rendang daging sapi, ayam goreng, serta kikil.

Sambil makan dan berbincang-bincang, Pramono berkali-kali menerima telepon dari beberapa menteri dan pejabat pemerintah.

"Bang Menko diharap datang dalam pertemuan nanti, ya. Kehadiran Anda dibutuhkan sekali," ujar Pramono kepada salah seorang menteri koordinator Kabinet Kerja.

Menurut Pramono, koordinasi antara dirinya dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki serta Menteri Sekretaris Negara Pratikno saat ini cukup lancar dan baik.

"Komunikasi di antara para pejabat di dalam Istana saat ini semakin konsolidatif," ujarnya.

BERITA TERKAIT

Sementara itu, kata Pramono, Presiden Joko Widodo sampai saat ini semakin giat bekerja.

"Ia pekerja yang tangguh dan punya stamina bekerja yang memadai untuk bekerja 24 jam sehari," ujarnya.

Ketika berkunjung ke negara-negara di Timur Tengah belum lama ini, beberapa orang menteri tidak mampu mengikuti irama kerjanya.

"Sampai ada yang tertidur di tempat duduknya ketika menunggu Presiden bekerja," kata Pramono.

Perbincangan di tengah makan siang itu beralih ke soal Kabinet Kerja saat ini. Setelah muncul gerakan jurus kepret sayap rajawali, apakah kabinet dan Presiden tetap baik-baik saja?

"Kami di kabinet tetap kompak dan terkonsolidasi. Kalau ada jurus kepret, itu perlu kita sikapi secara positif. Itu sebagai pengingat bagi kami di kabinet agar tidak lengah terhadap godaan. Itu sebagai terapi," kata Pramono.

Presiden saat ini memang pekerja keras, tetapi bagaimana kaitannya dengan urusan mata uang dollar Amerika Serikat yang nilainya semakin membubung tinggi dibandingkan dengan rupiah? "Iya, memang dollar terus melambung, tetapi itu faktor eksternal, Mas," ujar Pramono.

Dalam bedah buku tulisan Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Olly Dondokambey berjudul Membumikan Trisakti Melalui Nawacita di ruang wartawan Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (2/10/2015), anggota DPR dari Partai Golongan Karya, Bambang Soesatyo, dengan tertawa riang mengecam pemerintahan Jokowi soal pemenuhan janji-janji dalam kampanye Pilpres 2014, termasuk naiknya nilai dollar AS .

"Ini bukan soal eksternal saja, dollar meroket ke angkasa, tetapi juga karena kepercayaan kepada pemerintah merosot tajam," kata Bambang. (J Osdar)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 6 Oktober 2015, di halaman 2 dengan judul "Makan Siang di Setneg".

Sumber : Harian Kompas

Sumber: KOMPAS
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas