TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belum genap setahun umur kabinet Joko Widodo - Jusuf Kalla, masyarakat sudah kurang puas dengan kinerja mereka.

Hal itu diketahui dari survei yang dilakukan Indo Barometer pada 14-22 September 2015 terhadap 1200 responden, di 34 provinsi.

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari, dalam pemaparannya di hotel Atlet Century, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2015), mengatakan 42,8 persen responden, mengaku kurang puas dengan kinerja kabinet saat ini. 3,9 persen responden mengaku tidak puas sama sekali.

Sedangkan yang mengaku cukup puas hanya 36,3 persen, dengan 0,8 persen mengaku sangat puas. Sisanya 16,2 persen mengaku tidak tahu saat ditanya soal tingkat kepuasannya terhadap kinerja para menteri.

"Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja para menteri secara umum sebesar 37,1 persen, yang tidak puas 46,7 persen," katanya.

Dalam survei tersebut, diketahui hanya 15 persen responden yang mengaku puas terhadap kinerja Menteri Kordinator Perekonomian, Darmin Nasution. Angka tersebut adalah angka terendah bila dibandingkan menteri lainnya.

Di atas Darmin Nasution, terdapat Menteri Perdagangan, Thomas Lembong yang tingkat kepuasannya hanya mencapai 15,9 persen. Di atas Thomas Lembong terdapat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said.

Dua menteri yang tingkat kepuasannya paling rendah adalah menteri baru yang masuk kabinet dalam reshuffle kabinet pertama.

Dalam reshuffle tersebut juga masuk Menteri Kordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, Berbeda dengan Darmin dan Thomas, Rizal Ramli yang terkenal dengan istrilah "kepret," tingkat kepuasannya mencapai 37,3 persen.

"Masyarakat tampaknya kena angin kepret dari Rizal Ramli," ujarnya.

Sedangkan Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Panjaitan, yang menjabat menteri setelah reshuffle jilid pertama, tingkat kepuasannya mencapai 24,7 persen.

Sedangkan menteri dengan tingkat kepuasan tertinggi adalah Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti dengan 71,9 persen, diikuti oleh Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anies Baswedan.