Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

BNPB: Jumlah Titik Api di Sumatera Selatan Telah Berkurang Drastis

Jumlah titik api atau hotspot di provinsi Sumatera Selatan, telah menurun drastis menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB

Editor: Gusti Sawabi
zoom-in BNPB: Jumlah Titik Api di Sumatera Selatan Telah Berkurang Drastis
Tribun Sumsel/Hartati
Sejumlah penerbangan tertunda karena kabut asap menyelimuti kawasan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan yang membuat jarak pandang menjadi terbatas, Sabtu (10/10/2015). Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel, tercatat hari Sabtu itu ada 117 titik panas di Sumsel, titik panas terbanyak terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yakni sebanyak 68 titik panas. 

Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Jumlah titik api atau hotspot di provinsi Sumatera Selatan, telah menurun drastis menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho. Hal itu diketahui dari pantauan Satelit Moderate-resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS).

Dalam siaran persnya yang diterima TRIBUNnews.com, diketahui pada Rabu sore (14/10), pukul 16.00 WIB, jumlah hotspot di wilayah Sumatera Selatan turun menjadi sembilan titik. Kesembilan hotspot tersebut antara lain berada di Ogan Komering Ilir (OKI) 4 titik, Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan 5 titik.

"Sehari sebelumnya, jumlah hotspot itu mencapai 278, meskipun jumlahnya turun, kualitas udaranya masih belum sehat," kata Sutopo.

Pantauan BNPB menemukan, kualitas udara yang diukur dengan konsentrat partikulat masih menunjukkan kualitas sangat tidak sehat. Sutopo menghimbau warga untuk menggunakan masker dan mengurangi aktivitas di luar rumah.

"Di samping itu, sebaran asap berasal dari Palembang ini masih berdampak pada kualitas udara tidak sehat di Jambi," jelasnya.

BNPB dan sejumlah pihak lainnya, masih terus berupaya menyelesaikan permasalahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Kahutla), yang telah menyebabkan kabut asap. Satuan Tugas (Satgas) Darat dan Udara melakukan pemadaman dan pendinginan (mopping up) di area terbakar dan berasap.

Berita Rekomendasi

"Satgas udara itu termasuk pihak Australia, Malaysia dan Singapura," ujarnya.

Satgas Udara gabungan mengerahkan 8 unit angkutan udara dengan total pengeboman sebanyak 553.500 liter. Pengeboman atau water bombing ini difokuskan di Indralaya, Simpang Tiga Sakti, Padang Sugihan, Pedamaran, Cengal, dan Air Sugihan.

Operasi udara telah menggunakan pesawat jenis Hercules Bomber C-130 yang mampu mengangkut 15.000 liter air milik pemerintah Australia, selain itu operasi juga menggunakan pesawat Bombardier milik pemerintah Malaysia, dan helikopter Chinook milik pemerintah Singapura.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas