Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kriteria Santri Ala Cak Imin

Muhaimin Iskandar mengatakan ada beberapa kriteria santri dengan cara membandingkan para menteri dan anggota dewan dari PKB

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Kriteria Santri Ala Cak Imin
Amriyono Prakoso
MUhaimin Iskandar 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang akan berlangsung pada 22 Oktober 2015 mendatang, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar mengatakan ada beberapa kriteria santri dengan cara membandingkan para menteri dan anggota dewan dari PKB yang datang pada acara tersebut.

"Kalau lihat Pak Karding (Sekjen PKB) ini sudah santri banget. Ciri-cirinya selalu ada tasbih melingkar di tangan, kalau pak Agus Susilo (Anggota DPR) ini masih insya Allah santri. Soalnya ngaji jarang-jarang, salat juga dijamak, ya masih insya Allah lah," candanya disambut tawa undangan yang hadir di Markas PKB, Jakarta, Rabu (14/10/2015) malam.

Selain itu, Cak Imin, sapaan akrab Muhaimin Iskandar, juga mengatakan bahwa ciri santri juga terlihat dari namanya. Dirinya mencontohkan nama-nama santri yang sangat islami dan jauh dari nama modernitas kota. "Paling banter namanya Hanif Dhakiri (Menaker), Marwan Ja'far, mana ada santri namanya Roy?" tambahnya.

Cak Imin juga mengatakan ada juga santri yang lupa dengan kesantriannya semenjak masuk ke Jakarta. Dirinya menceritakan kisah seorang kader PKB yang ada pada saat baru datang ke Jakarta dan menginginkan sebuah pekerjaan.

Cak Imin bertanya apakah kader tersebut seorang santri? Kader tersebut menjawab iya. Lantas pertanyaan berikutnya, kenapa jarang salat dan wirid?

"Terus dia jawab ke saya, bapak saya sebelum meninggal berpesan agar bekerja saja yang keras, wirid sama salat kamu sudah bapak rapel," ujar Cak Imin, riuh tawa penonton kembali menyambut.

Berita Rekomendasi

Namun, menurutnya, jika seseorang sudah mempunyai ilmu agama yang baik dan melaksanakan kewajiban agama, serta memahami nilai-nilai budaya, maka seseorang tersebut sudah dianggap menjadi santri.

"Santri itu maknanya luas, seluas lautan Indonesia yang sekarang dijaga sama Bu Susi," kata Cak Imin

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas