Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pimpinan KPK Belum Tahu Capella Ingin Dijadikan Justice Collaborator

Plt Wakil Ketua KPK, Johan Budi, mengatakan informasi itu harus dicek keabsahannya.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pimpinan KPK Belum Tahu Capella Ingin Dijadikan Justice Collaborator
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Mantan Sekjen Partai Nasdem, Patrice Rio Capella (baju orange) usai diperiksa di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jumat (23/10/2015). Rio ditahan usai diperiksa selama 9 jam terkait dugaan kasus korupsi dana bansos. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku belum mendengar mengenai permintaan penyidik agar Patrice Rio Capella dijadikan sebagai justice collaborator atau saksi pelaku yang bekerja sama.

Plt Wakil Ketua KPK, Johan Budi, mengatakan informasi itu harus dicek keabsahannya.

"Sampai saat ini belum dengar berkaitan penetapan JC kepada PRC," kata Johan, Jakarta, Sabtu (24/10/2015).

Terkait pemberian status tersebut, Johan menuturkan justice collaborator diberikan atas usaha seorang tersangka mengungkap status tersebut. Kata Johan, justice collaborator bukanlah permintaan.

"Seseorang jadi JC karena effort tersangka itu atau siapapun. Bukan permintaan, soal pak PRC belum dengar apakah yang bersangkutan mengajukan sebagai JC," tukas Johan.

Sebelumnya, kuasa hukum Capella, Maqdir Ismail, mengatakan kliennya ditawari penyidik menjadi justice collaborator dalam kasus suap kepada anggota DPR RI terkait penyelidikan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dan Kejaksaan Agung.

"Memang tadi ditanya oleh penyidik apakah Rio mau jadi justice collaborator atau tidak. Belum kita jawab," kata Ismail di KPK, Jakarta, tadi malam.

Berita Rekomendasi

Ismail sendiri mengaku heran terkait tawaran tersebut. Pasalnya, Ismail mengaku Capella sudah membeberkan apa diketahuinya terkait suap tersebut.

"Semuanya sudah dibuka oleh Pak Rio. Tidak ada yang dia tutupi. Itu pun yang kita tanya kepada penyidik. Kalau mau jadi JC, itu yang mana yang harus dibuka?" kata dia.

Ismail memang menakui kliennya menerima uang Rp 200 juta dari Fransisca Insani Rahesti. Uang tersebut telah dikembalikan kepada Fransisca dan Capella mengaku tidak tahu untuk apa dikasih uang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas