DPD: Bela Negara Bukan untuk Ikut Perang
"Jadi beda dengan Korsel dan Korea Utara, misalnya," tegas mantan Gubernur PTIK tersebut.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah kalangan masih mempertanyakan konsep bela negara yang digagas Kementerian Pertahanan.
Bahkan banyak pula yang belum mengetahui batasan bela negara dengan wajib militer.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPD), Komjen Pol Purn Farouk Muhammad mencoba meluruskan hal itu.
Menurut analisanya konsep bela negara yang diusung Menhan berbeda konsep wajib militer seperti di Korea Selatan atau negara lain.
Faroek bahkan meyakini konsep bela negara tidak untuk menciptakan 'bala tentara' untuk perang.
"Saya yakin pemerintah melalui program ini tidak akan membuat pasukan bala militer yang disiapkan untuk perang," kata Farouk dalam diskusi 'Pemuda dan Bela Negara' di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (1/11/2015).
Farouk menyatakan begitu, mengingat kondisi politik dan demografi di Indonesia berbeda dengan negara lainnya. Misalnya di Korea Selatan. Maksudnya, dalam rentang waktu 10 sampai 15 tahun ke depan di Indonesia tidak akan ancaman bersifat militer.
"Jadi beda dengan Korsel dan Korea Utara, misalnya," tegas mantan Gubernur PTIK tersebut.
Contoh lain, seperti konflik dengan negara tetangga yang sempat memanas terjadi di Blok Ambalat beberapa tahun lalu. Walaupun, saat itu kapal perang Malaysia memasuki perairan Ambalat dan sudah berhadapan dengan kapal perang Indonesia, tetapi tak sampai menimbulkan perang secara militer.
"Prediksinya tidak akan sampai segitu (perang), karena hubungan kedua negara tidak akan dikorbankan," kata Farouk.
Farouk juga mengambil contoh konsep bela negara di Jerman, di mana bela negara dilakukan dengan menjadi pelayan sipil, sehingga mereka merasakan bagaimana pentingnya negara. Di Indonesia, seharusnya konsep bela negara juga bisa terlihat di Lembaga Pertahanan Nasional, ketika pelatihan di lembaga itu selama sepekan, peserta akan paham terkait bela negara maupun nasionalisme.
Untuk itu, Farouk menilai, konsep bela negara bukan lagi menjadi porsi Kementerian Pertahanan saja. Sebab, yang ditanamkan adalah rasa cinta tanah air, bukan latihan ala militer. Karena memang ancaman perang dengan angkat senjata porsentasinya sangat kecil di era sekarang ini.