Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PPP Kubu Djan Faridz Minta Romy Legowo Terkait Keluarnya Putusan MA

Hal itu terkait dengan putusan MA yang mengabulkan gugatan PPP versi Muktamar Jakarta

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in PPP Kubu Djan Faridz Minta Romy Legowo Terkait Keluarnya Putusan MA
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Djan Faridz hadir saat acara Konsolidasi Nasional PPP di Kantor DPP PPP, Jakarta, Kamis (22/10/2015). Konsolidasi nasional yang dihadiri pengurus DPP PPP dan DPW PPP se-Indonesia tersebut untuk merapatkan barisan pasca putusan Mahkamah Agung yang memenangkan Muktamar Jakarta. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Sekretaris Jenderal PPP kubu Djan Faridz, Dimyati Natakusumah meminta Ketua Umum PPP versi Muktamar Surabaya M Romahurmuziy legowo.

Hal itu terkait dengan putusan MA yang mengabulkan gugatan PPP versi Muktamar Jakarta.

Kubu Romy berencana menempuh upaya hukum terhadap putusan MA tersebut. "Saya‎ sih imbau
Mas Romy jangan tiji tibeh (mati siji, mati kabeh), sudahlah legowo seperti Pak harto, bisa kalau Pak Harto mau hancur dengan konflik, Soeharto tetapi legowo, dilanjutkan Habibie," kata Dimyati di Lombok, Minggu (1/11/2015).

Dimyati mengingatkan bila konflik terus terjadi maka merugikan kader PPP di tingkat bawah. Jika kubu Romy terus menjadi penentang putusan MA, Dimyati mengatakan suara partai berlambang Ka'bah itu akan tergerus.

"Saya kasihan yang dibawahnya, harusnya yang atas legowo yang bawah dirangkul," ujarnya.

Mengenai pernyataan pengamat bahwa PPP berpeluang melahirkan partai baru pascaputusan MA, Dimyati tidak mengkhawatirkannya.

Ia mengingatkan banyak timbul partai baru dari PPP pascareformasi. Sebut saja PKB, PAN, PKS dan PBB.

BERITA REKOMENDASI

‎"Mau ada PPPP silahkan saja PPP tetap hidup," imbuhnya.

Wakil Ketua BURT itu melihat hikmah dibalik konflik. Dimana akan terlihat kader loyal atau pragmatis.

"Yang jelek yang kurang bagus terbuang, itu hikmah konflik. Yang bagus akan bersama-sama itu akan terlihat, dalam sebuah konflik ada pragmatis dan tidak," imbuhnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas