"Mengapa Hanya Karena Senggolan Saja Emosinya Meledak Langsung Menembak"
"Itu merupakan perbuatan yang sadis dan tidak terpuji," kata Tubagus.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin angkat bicara soal penembakan yang dilakukan anggota TNI, Serda YK, kepada seorang tukang ojek, Japra (40) hingga tewas di jalan Mayor Oking Kampung Ciriung, Kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong, Bogor.
"Itu merupakan perbuatan yang sadis dan tidak terpuji. Sadis hanya karena serempetan sedikit saja, bahkan tak melukai pelaku, tapi sampai hati langsung membidik kepalanya," kata Tubagus lewat pesan singkat yang diterima, Rabu (4/11/2015).
Politikus PDIP itu menilai tidakan yang dilakukan oknum TNI itu tidak terpuji. Pasalnya, selama ini para perwira/pimpinan TNI setiap hari selalu menekankan perlunya mendekat dan dekat dengan rakyat, karena TNI bagian yang tak terpisahkan dari rakyat, untuk itu TNI wajib bersikap ramah terhadap rakyat.
"Perbuatan bintara itu kebalikan dari arahan yang disampaikan para pemimpin TNI dan merusak kehormatan TNI, dia patut dihukum seberat beratnya. Sebaliknya jajaran TNI juga harus segera melakukan evaluasi, mengapa hanya karena senggolan saja emosinya meledak tak terkendali dan langsung menembak," katanya.
Pensiunan Jendral TNI bintang dua ini menyebutkan, sejatinya seorang aparat Intel baik bintara maupun perwira pernah mengikuti pendidikan kejuruan Intel dan sudah lolos mengikuti test psikologi, seharusnya lebih tenang, menguasai keadaan dan mampu mengendalikan diri.
"Dari kasus ini TNI disarankan melakukan evaluasi ulang terhadap personil-personil intelnya. Adakah personil Intel TNI yang belum lolos psikotes? Khusus mengenai senjata, beberapa satuan TNI memang mengizinkan aparat intelnya membawa senjata genggam (pistol) untuk tugas-tugas khusus," kata Hasanuddin.
Atas peristiwa ini dirinya mengatakan, perlu adanya peraturan lebih ketat lagi terhadap izin membawa senjata.