Indonesia Masuk Daftar Negara yang Diusulkan untuk Dikaji Dewan Eropa
- Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, telah melakukan Pertemuan Bilateral dengan HRVP Federica Mogherini.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Edwin Firdaus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi, telah melakukan Pertemuan Bilateral dengan High Representative for Foreign Affairs of the European Union (HRVP), Federica Mogherini. Hal itu dilakukan di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri Asia-Europe Meeting (ASEM).
Dalam pertemuan, antara lain dibahas proses awal yang sedang dilakukan Uni Eropa dalam rangka menanggapi usulan Indonesia mengenai pembebasan visa bagi Warga Negara Indonesia untuk melakukan kunjungan singkat ke negara-negara Schengen.
"Upaya Pemerintah Indonesia selama ini terus dilakukan, melalui masing-masing Negara Eropa maupun melalui Komisi Eropa," kata Retno kepada wartawan, Kamis (5/11/2015).
Saat ini, kata Retno, Komisi Eropa sudah memasukkan Indonesia dalam daftar negara yang diusulkan untuk dikaji (assessment) oleh Dewan Eropa. Usulan tersebut diperkirakan akan disampaikan ke Dewan Eropa pada awal 2016.
Dewan Eropa kemudian akan meminta tiga badan utama terkait pembebasan visa Schengen (Frontex, Europol dan EASO) untuk mengkaji.
Apabila hasil kajian positif maka Dewan dan Komisi Eropa akan mengusulkan Rancangan Regulasi Perubahan status Indonesia untuk mendapatkan bebas visa Schengen.
Selain itu, diungkapkan mantan Dubes Indonesia untuk Belanda itu, pertemuan juga membahas implementasi perjanjian Forest Law Enforcement, Governance and Trade Voluntary Partnership Agreements (FLEGT-VPA) Indonesia-UE.
"Pemeritah Indonesia berharap agar FLEGT Licence dapat diterapkan pada akhir tahun 2015," kata Retno.
Pasalnya, penerapan penuh perjanjian ini dan Regulasi Kayu UE akan memberikan dorongan bagi sektor swasta untuk bergabung dalam sistem penggunaan kayu yang legal.
Keseluruhan proses tentunya akan mengurangi penggunaan dan perdagangan kayu illegal. Upaya memajukan kerja sama ini telah mendapatkan perhatian Komisi Eropa.
Dalam pertemuan, HRVP Mogherini jugamenyampaikan harapan kiranya Presiden Indonesia dapat melakukan kunjungan ke Brussels.
Kedua Menteri membahas berbagai hal yang dapat dijadikan hasil nyata jika kunjungan akan dilakukan.
UE dalam strategi kebijakan hubungan bilateral barunya telah mengidentifikasi kawasan Asia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya sebagai kawasan dan Negara mitra yang akan dimajukan hubungan bilateralnya.
Kata Retno, UE melihat Indonesia sebagai mitra kunci untuk memajukan berbagai kerja sama regional dan global, termasuk stabilitas di masing-masing kawasan, pencapaian Sustainable Development Goals, ataupun tantangan keamanan non tradisional.