Jokowi Ajak Internasional Hadapi Masalah Ekstrimisme dan Terorisme
Presiden Joko Widodo dalam Working Dinner Session KTT G-20 yang membahas masalah Terorism and Refugee Crisis, menyampaikan bahwa ekstrimisme dan teror
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dalam Working Dinner Session KTT G-20 yang membahas masalah Terorism and Refugee Crisis, menyampaikan bahwa ekstrimisme dan terorisme terjadi di mana-mana.
"Ini merupakan tantangan yang perlu ditindaklanjuti dan disikapi bersama melalui tindakan konkrit," kata Presiden Jokowi sesuai pernyataan resmi Tim Komunikasi Presiden, Ari Dwipayana, Senin (16/11/2015).
Presiden berpendapat bahwa dampak negatif yang nyata dari konflik yang terus terjadi di berbagai kawasan dunia adalah meningkatnya migrasi ireguler.
Isu migran ireguler ini telah menjadi tantangan yang cukup serius, khususnya bagi Turki dan negara-negara Eropa.
Untuk menyelesaikan masalah ini, menurut Presiden, perlu terlebih dahulu menyelesaikan akar permasalahannya, antara lain dengan memastikan pembangunan berimbang, menghentikan kekerasan dan penindasan, serta menghilangkan diskriminasi dan menegakkan demokrasi.
Lebih lanjut Presiden Jokowi mengemukakan bahwa selama ini Indonesia menerapkan kombinasi pendekatan hard approach yang mengedepankan penegakkan hukum dan keamanan, serta soft approach dengan menggunakan pendekatan kebudayaan dan agama dalam upaya mengatasi ekstrimisme di Indonesia.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar serta negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, Presiden Jokowi berpendapat bahwa Indonesia adalah laboratorium yang menunjukkan bahwa Islam, demokrasi, dan kemajemukan bisa berjalan beriringan.
Harmonisasi ini terlihat dimana kemajemukan dan toleransi itu sendiri merupakan kenyataan sehari-hari di Indonesia.
Akhirnya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa kerjasama internasional yang kuat utuk mengatasi ekstrimisme dan terorisme merupakan satu keharusan.
"Diperlukan pendekatan terpadu yang mengharuskan negara-negara bersatu dan mengesampingkan perbedaan politik untuk menghadapi ekstrimisme dan terorisme," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi menutup pernyataan pada sesi Working Dinner ini dengan komitmen kesiapan Pemerintah Indonesia untuk bekerjasama dengan masyarakat internasional dalam menghadapi ekstrimisme dan terorisme serta guna menumbuhkan toleransi, baik di dalam negeri maupun di seluruh dunia.