TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon mensinyalir Setya Novanto dijebak oleh pihak PT Freeport Indonesia.

Pasalnya menurut dia, pertemuan antara Novanto yang ditemani pengusaha Muhammad Reza Chalid dan Dirut PT FI Maroef Sjamsuddin seperti yang ada dalam transkip pembicaraan dimana sudah beredar luas pertemuan itu yang meminta PTFI.

"Mungkin (Setya Novanto) dijebak. Ini bisa sebaliknya juga yang terjadi mereka beri iming-iming. Ini kita tidak bisa potong-potong awal. Kekisruhan Menteri ESDM langgar UU indikasi jadi kemana-mana," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/11/2015).

Wakil Ketua Umum Gerindra itu menuturkan, pertemuan antara Freeport dengan Novanto adalah awalnya perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu ingin meminta bantuan ke DPR dalam perpanjangan kontraknya melalui Novanto.

Novanto pun berpandangan bahwa kontrak yang disodorkan Freeport tidak menguntungkan Indonesia.

"Kita hanya punya saham 9 persen, itu bertentangan dengan konstitusi kita, pasal 33 ayat 2 dan 3 UUD 1945. Kan harusnya bumi, air dan kekayaan alam terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, itu masalahnya," tegasnya.

Fadli menilai, pertemuan yang dilakukan antara Novanto dengan Freeport adalah sah-sah saja. Karena menurutnya, sebagai Ketua DPR, Novanto sah-sah saja bertemu dengan siapapun terlebih pertemuan atas inisiatif Freeport.

"Siapa saja boleh ketemu DPR. DPR itu tempat ketemu siapa saja. Pertemuan itu datang dari PT Freeport sendiri," tandasnya.