Berkaca Teror Paris, BNPT: ISIS Gunakan Model Serangan Baru
Dari peristiwa berdarah itu, BNPT menganalisa teror Paris itu adalah teror model baru yang dilakukan ISIS
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangkaian teror yang dilakukan kelompok militan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Paris, Perancis Jumat (13/11/2015) lalu menjadi bahan pembelajaran dan antisipasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Teror dengan bom bunuh diri serta tembakan membabi buta dengan senjata laras panjang dan menyebabkan 129 orang tewas dan ratusan lainnya mengalami cedera berat.
Dari peristiwa berdarah itu, BNPT menganalisa teror Paris itu adalah teror model baru yang dilakukan ISIS.
"Dari analisa saya, model teror yang digunakan itu adalah model baru. Mereka mengubah pola teror. Kalau selama ini mereka melakukan teror dan serangan di wilayah yang pendukung ISIS banyak seperti Suriah dan Irak, sekarang mereka menghantam wilayah yang pendukung mereka sedikit, tapi memiliki dampak yang sangat luar biasa," ujar Juru Bicara BNPT Irfan Idris MA dalam pernyataannya di Jakarta, Jumat (20/11/2015).
Strategi ISIS ini, lanjut Irfan, adalah bagian dari strategi melebarkan sayap mereka.
Pasalnya, saat ini kedudukan mereka di Suriah tengah dibombardir pasukan Rusia, sehingga kalau tidak keluar misi mereka menyebarkan paham-paham ekstrim dan khilafah, sekaligus menebar teror menjadi terbatas.
Secara geografis saat ini kata Irfan wilayah ISIS masih terbatas di Suriah dan Irak, bahkan dari sisi personil, mereka juga semakin habis.
"Dari situlah, mereka (ISIS) lantas membalas ke negara-negara yang ikut membombardir mereka melalui pengikut-pengikutnya di negara-negara tersebut. Memang secara jumlah, pengikutnya tidak terlalu banyak di setiap negara, tapi ancaman seperti teror Paris, bisa terjadi di negara-negara lainnya. Target mereka selanjutnya mungkin Italia dan Amerika Serikat," ujar Irfan Idris yang juga Direktur Deradikalisasi BNPT ini.
Dari analisis itulah, menurut Irfan, ancaman ISIS tentu sangat luar biasa.
Kalau strategi itu terus mereka mainkan, pasti akan terjadi banyak teror dan ledakan bom di banyak negara yang ada simpatisan ekstrimis tersebut (ISIS), termasuk Indonesia.
Karena itulah, bangsa Indonesia harus ikut aktif membantu BNPT dan lembaga-lembaga terkait dalam penanggulangan terorisme.
"Caranya dengan meningkatkan kewaspadaan, juga hard approach tentang bagaimana memperketat keamanan di tempat-tempat keramaian. Selain itu juga memperketat pengawasan secara massif di lembaga-lembaga pendidikan seperti kampus dan pondok pesantren, yang notabene dihuni anak muda yang mudah dicekokin paham-paham ekstrim," ujarnya.