Lawan ISIS dengan Gerakan Islam Rahmatan Lil Alamin
Tindakan radikalisme yang bersembunyi dibalik jubah agama kian marak terjadi, baik pada skala global maupun nasional.
Editor: Rachmat Hidayat
![Lawan ISIS dengan Gerakan Islam Rahmatan Lil Alamin](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/laskar-aswaja29_20151129_063026.jpg)
TRIBUNEWS.COM,TANGERANG-Tindakan radikalisme yang bersembunyi dibalik jubah agama kian marak terjadi, baik pada skala global maupun nasional.
Aksi kekerasan tidak harus dilawan dengan kekerasan dalam bentuk balas dendam. Balas dendam hanya menyisahkan permusuhan yang berkepanjangan.DPP Laskar Aswaja menentang aksi teror mengatasnamakan agama, tetapi juga menolak aksi balas dendam dalam bentuk kekerasan.
Tindakan radikalisme dapat dicegah dengan cara persuasive dan preventif. Tindakan persuasive, dapat dilakukandalam bentuk dialog dan tindakan preventif dapat berupaedukasi dan sosialisasi secara sistematis dan massif.
Hal tersebut terungkap dalam kegiatan Diklatsus BRAJA I DPP Laskar Aswaja se – DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat bertempat di Ponpes Sunan Kalijaga, Cisoka, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 November 2015, diikuti oleh ratusan peserta tersebut bertujuan membentuk Brigade Ahlussunnah Wal Jama’ah(BRAJA). BRAJA akan membawa misi Laskar Aswaja untuk mengawal dan menjaga nilai-nilai ahlussunnah aal jama’ah yang esensinya adalah Islam rahmatan lil alamin.
Ketua Panitia DIKLATSUS I DPP Laskar Aswaja,Iman AinulHasan mengatakan, untuk melawan aksi teror dalam bentuk tindakan kekerasan dan intimidasi tidak harus dengan kekerasan, tetapi bisa dengan edukasi dan sosialisasi.
"Brigade Aswaja akan melakukan gerakan Islam rahmatan lil a’alamin ke berbagai pondok pesantren, majlis ta’alim dan lembaga pendidikan lainnya,” ujarnya, Sabtu (28/11/2015).
Aksi-aksi teror yang dilancarkan kelompok radikalis ISIS (Islamic state of Iraq and Syria) dan kelompok-kelompoklainnya yang mengatasnamakan agama, Laskar Aswaja menilai, gerakan tersebut bukan atas dasar norma agama.
Akan tetapi pemahaman atas ajaran agama yang salah. Pemahaman danpemikiran yang salah ini yang harus diluruskan.
Pemerintah melalui Kementerian Agama ia menyarankan, harus serius melakukan pendekatan dialogis dan memberikan porsi yang lebih pada program-program edukasi bekerjasama dengan PondokPesantren, Majlis Ta’lim dan Ormas-ormas keagamaan.
"Gerakan edukasi ini akan menangkal penyebaran idiologi ISIS dan radikalisme lainnya," Ketua Umum DPP Laskar Aswaja, Adhi’thobink’ Permana menambahkan.