Ini Alasan KSAU Beli Helikopter AW-101
TNI AU sudah menggunakan produk dalam negeri yang dibuat PT. DI yang bekerjasama dengan Airbus
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan, pihaknya bakal membeli sejumlah alat utama sistem persenjataan (Alutsista) dalam rencana strategis tahun 2015-2019.
"Pengadaan alutsista TNI AU harus benar-benar gres/baru, lengkap dan harus satu tingkat lebih tinggi. Selain TNI AU akan melengkapi radar pesawat jet T-50i berikut dengan persenjataan dan sistem avioniknya serta meng-upgrade semua pesawat C-130 Hercules," kata Agus dalam keterangan yang diterima, Selasa (1/12/2015).
Menurutnya, TNI AU sudah menggunakan produk dalam negeri yang dibuat PT. DI yang bekerjasama dengan Airbus, seperti pesawat CN-295 yang saat ini digunakan TNI AU serta TNI AU sudah memesan pesawat EC-725 yang seharusnya sudah diterima tahun 2015 ini, namun saat ini baru dua yang ada di PT. DI dan belum diserahkan ke TNI AU.
TNI AU kata Agus, saat ini memiliki tiga skadron pesawat helikopter yaitu Skadron 6 dan Skadron 8 di Lanud Atang Sendjaja di Bogor. Sebagai skadron angkut sedang dan Skadron 45 di Lanud Halim Perdanakusuma sebagai skadron VVIP.
"Untuk menambah kekuatan skadron tersebut TNI AU merencanakan penambahan delapan unit pesawat helikopter angkut berat jenis Agusta WestlandAW-101 dengan masing-masing mendapat tiga unit untuk Skadron 6 dan Skadron delapan, dan Skadron 45 mendapat dua unit, namun dengan lobi akhirnya Skadron 45 mendapat tiga unit dengan konfigurasi VVIP," katanya.
Saat ini PT. DI belum dapat membuat helikopter angkut berat yang mampu membawa beban hingga lima ton sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan TNI AU, sehingga TNI AU menjatuhkan pilihan ke Agusta WestlandAW-101.
KSAU mencontohkan pembelian helikopter MI-17 dan MI-35 serta helikopter Apache, TNI AD memilih pesawat tersebut karena pesawat helikopter tersebut tidak dapat di buat di PT DI.