Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pimpinan MPR: Dirut Freeport Tak Mungkin Bertemu Novanto Saja, Pasti Petinggi Negeri Juga

Karena menurutnya, tidak mungkin Maroef hanya bertemu dengan Novanto saja pejabat di negeri ini

Penulis: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pimpinan MPR: Dirut Freeport Tak Mungkin Bertemu Novanto Saja, Pasti Petinggi Negeri Juga
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah massa menggelar aksi unjuk rasa terkait kasus pencatutan nama Presiden RI oleh Ketua DPR Setya Novanto di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (30/11/2015). Aksi tersebut menuntut Ketua DPR Setya Novanto untuk mundur dari jabatannya serta menuntut untuk segera kocok ulang jabatan Pimpinan DPR. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin menilai, tidak adil jika Direktur Utama PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin hanya menyebarkan rekaman pembicaraan dengan Ketua DPR Setya Novanto.

Karena menurutnya, tidak mungkin Maroef hanya bertemu dengan Novanto saja pejabat di negeri ini.

"Dalam kasus Freeport ini kan bukan hanya DPR saja yang terlibat. Sekarang kan muncul rekaman yang katanya antara MS, Novanto dan pengusaha. Sekarang kalau pak MS nya merekam sebagai laporan dari Freeport, saya kira MS kan tak mungkin bertemu Novanto saja dong, pasti (bertemu) dengan petinggi republik ini," kata Mahyudin di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Politikus partai Golkar itu pun meminta Maroef terbuka kepada publik.

Menurutnya, Maroef harus membuka rekaman pembicaraan dengan pejabat negara lainnya.

"Termasuk rekaman bertemu Menteri pasti ada kan. Jangan cuma Novanto aja yang diserang, itu tidak adil bagi Novanto," tuturnya.

Sebagai anggota DPR, menurut Mahyudin, Novanto memiliki hak supervisi. Dikatakannya, kalau untuk mencatut nama presiden dan wapres tidak masuk akal dilakukan oleh Novanto.

Berita Rekomendasi

"Kalau mencatut nama Presiden, tidak masuk akal mencatut karena Novanto juga punya kekuasaan. Perpanjangan Freeport itu kan harus persetujuan DPR. Menurut saya ini tak adil, diarahkan untuk menyerang Novanto," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas