Puluhan Polisi di Riau Serang Kantor Satpol, Kapolri Bilang Anarkis
Akibat peristiwa itu, tiga orang personel PP terkapar setelah mengalami pemukulan.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti angkat bicara atas peristiwa Kantor Satpol PP Kota Pekanbaru yang diserbu 30-an anggota Sabhara Polda Riau, Selasa (1/12/2015) dini hari.
Akibat peristiwa itu, tiga orang personel PP terkapar setelah mengalami pemukulan.
Satu orang bahkan masih dirawat di Rumah Sakit Awal Bross Pekanbaru.
"Tidak boleh anarkis begitu, kalau memang terbukti melakukan penyerangan pasti akan saya proses," tegas Badrodin di PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (1/12/2015).
Badrodin menambahkan pihaknya belum mendapat laporan dari pihak Polda Riau terkait peristiwa penyerangan itu. Namun ia memastikan akan menindak anggota yang terlibat.
"Pastinya penyerangan, tindak kekerasan itu tidak dibenarkan," ujarnya.
Badrodin menambahkan kejadian ini akan segera diselidiki dan dinetralisir agar tidak meluas termasuk tidak terjadi peristiwa susulan.
Untuk diketahui, Kantor Satpol PP Kota Pekanbaru diserbu 30-an anggota Sabhara Polda Riau, Selasa (1/12/2015) dini hari. Tiga orang personel PP terkapar setelah mengalami pemukulan. Satu orang bahkan masih dirawat di Rumah Sakit Awal Bross Pekanbaru.
Nofriadi Eka Putra salah seorang korban pengeroyokan mengungkapkan peristiwa penyerbuan dan pengeroyokan tersebut berlangsung cepat.
Malam sebelum kejadian ia dan dua rekannya, Nur Yahya dan Zulfredi tengah berjaga di pintu pagar masuk kantor Satpol PP.
Tiba-tiba sekitar pukul 01.30 WIB datang sekitar 30-an orang yang menurutnya anggota Sabhara Polda Riau dengan menggunakan sepeda motor.
Tanpa banyak tanya 30-an personel tersebut langsung memukuli dia dan dua rekannya.
"Ada sekitar 15 orang yang menyerbu ke arah saya dan melakukan pemukulan," ceritanya.
Dua rekannya juga mengalami hal serupa. Nofriadi mengaku masih sempat melakukan perlawanan. Namun usaha tersebut sia-sia karena kalah jumlah. Rekannya Nuryahya terkapar dengan kondisi tangah patah.
"Sekitar setengah jam kejadian tersebut. Sampai salah seorang senior dari anggota tersebut meminta damai. Tapi anggota yang lain justru langsung pergi begitu saja," ceritanya.
Dari informasi yang dihimpun TribunPekanbaru (Tribunnews.com Network), peristiwa penyerbuan dan pengeroyokan tersebut bermula dari operasi rutin yang dilaksanakanSatpol PP Pekanbaru pada Senin malam.
Operasi dilakukan dengan menyisir lokasi Purna MTQ dan Stadion Utama. Dalam operasi tersebut dua pasang muda-mudi diamankan dan dibawa ke Kantor Satpol PP.
Ternyata salah seorang dari yang diamankan tersebut adik dari anggota polri. Pasca diamankan, dua orang anggota Sabhara mendatangi Kantor Satpol PP Pekanbaru dengan berniat melepaskan salah satu yang diamankan di dalam kantor.
Namun usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Selang dua jam setelah dua anggota Sabhara tersebut meninggalkan Kantor Satpol PP sekitar, 30-an anggota Sabhara menggunakan sepeda motor menyerbu kantor.
"Saya tidak tahu persis yang memicu penyerbuan dan pengeroyokan. Namun memang kami mengamankan dua pasang muda-mudi," kata Nofriadi yang mengalami luka di bagian keningnya.
Penyerbuan dan pengeroyokan tersebut menurut Nofriadi sudah dilaporkan ke Propam Polda Riauserta Polresta Pekanbaru.
Terpisah, Wakapolresta PekanbaruAKBP Sugeng Putut Wicaksono membenarkan adanya laporan pengeroyokan yang dilakukan oknum sabhara Polda Riau. Menurutnya laporan tersebut masih dalam penyelidikan.